68. Lili cute.😙

1.2K 83 3
                                    


Alina berlarian masuk kedalam lift gedung masih dengan kain pelindung ibu menyusui. Liftnya khusus untuk dirinya si penghuni penthouse. Ia dan Putra berulangkali saling menatap kuatir. Untung saja Lili adalah bayi yang tidak rewel.

Putra segera mengendalikan diri. Ia raih satu tangan ibunya tuk menenangkan. Sontak ibunya terpejam memanjakan doa tanpa suara.

"Papah kenapa, ya? Mamah bener-bener kuatir." Alina tertegun bak patung. Lift seolah terasa begitu lama.

"Berpikiran positif dulu, mah."

"Putra belum ketemu papah, lho," ucap Alina menatap sedih.

"Ga papa. Hukumannya cuma dua minggu lagi, kok."

Disisi lain, pria tinggi besar dan gagah berdiri menyandar pada dinding yang sejajar dengan pintu lift. Liftnya sejajar dengan pintu penthouse milik Alina yang harganya 1 triliun lebih.

Rangga tampak sehat. Bedanya, rambutnya nyaris botak. Ia memakai kemeja biru tua dan celana selutut yang gagah.

Lea berlari pontang-panting dari dalam rumah tuk menyerahkan buket buka. Sementara itu, Teressa dan Lea sibuk memposisikan ponsel di dalam pot besar agar terarah pada kakaknya.

"Bener, kan, bunganya yang ini?" bisik Lea menyerahkan buket pada kakaknya.

"Bener."

"Thanks."

"Jerry! Semuanya kumpul!" titah Rangga agar semua ajudan berjajar beberapa langkah dari pintu lift. Semua ajudan patuh padanya. Mereka memakai jaket kulit hitam. Sebagian memakai rompi kulit hitam yang menakutkan.

"Ribet!" ungkap Rangga menyerahkan buket bunga pada Lea.

Paulina berlarian dari dalam penthouse, sedangkan Jaya melangkah santai. Paulina suruh semua anak perempuannya tuk bersembunyi.

'Tleng!'

Napas Rangga terasa tercekat. Entah kenapa tubuhnya membeku mendengar suara lift akan terbuka beberapa detik lagi.

Wanita dengan dua anak itu terperangah mendapati lima ajudan berjajar di belakang pintu, membelakanginya yang sedang di dalam lift.

"Mah, itu siapa?"

"Mamah ga tahu." Alina terengah menelisik lima pria gagah dengan wajah yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Excuse me. Who are you?" tanya Alina melangkah berat menunjuk mereka yang memutar tubuh.

Pria yang menyandar pada dinding itu membeku mendapati wanita cantik keluar dari lift. Itu istrinya. Lalu, ada anaknya yang sangat ia sayang.

"Pak J-jerry, mereka siapa? Polisi?"

"Mih? Ada apa ini, mih? Maa Rangga kenapa?" cemas Alina berusaha menyingkirkan lima pria tinggi besar tuk menuju Paulina yang begitu kusut wajahnya.

"Mih? Bicara, mih."

"Jerry, ada apa? Katanya papah kenapa-napa?" desak Putra mengintimidasi pada Jerry yang berdiri menghadap mereka.

"Hukuman tuan ditambah dua tahun." Jerry begitu datar, namun tampak segan.

"Astagfirullaah.... du-dua tahun?"

"Gila aja! Apa-apaan dua tahun! Sidangnya kapan?" cerca Putra menatap nyalang.

"Kamu yang sabar."

Alina mundur sampai usapan Paulina di bahunya lepas. Matanya mendung dalam sekejap. Kasian sekali wanita yang begitu repot menggendong anak gendut dalam samping batik itu.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now