35. Hug.🩷

3.1K 271 39
                                    

Alina berlari kencang mengabaikan panggilan suaminya. Ia memasuki lift dan segera menutupnya. Terdengar jelas teriakan suaminya yang mulai marah.

Tak mau kalah pintar, Rangga segera menaiki lift pribadi. Ia perintahkan seluruh pintu keluar agar dijaga. Di dalam lift ia tak bisa tenang. Satu tangannya memukul dinding lift seiring dirundung cemas.

'Tleng!'

Pintu lift terbuka, Rangga segera berdiri nyaris ditengah pintu lift dimana istrinya pasti akan turun. Cukup lama dirinya menunggu.

'Tleng.'

Kali ini pintu lift Alina terbuka. Sontak mata berkaca-kaca itu melotot mendapati sosok pria tinggi besar di luar lift. Ia menunduk berusaha mengabaikan, lalu ia berlari.

Rangga spontan berteriak mendapati istrinya berlari.

'Greep!'

"Aakh!" pekik Alina ditarik tangannya dan dihentak hingga tubuhnya menubruk tubuh sang suami.

Para karyawan yang melihat Rangga saja sudah terkejut dan penasaran. Sekarang ditambah Alina yang menangis, lalu sang CEO mereka mencekal istrinya.

"Hiks. Hiks. Lepasin, maas. Hiks." Alina gemetar dalam rengkuhan itu.

"Errgh! Hiks." Alina berontak, namun terlalu lemah.

"Alinaa,.. heii. Aku bisa jelasin." Rangga begitu lemah bersuara. Ia kunci tubuh istrinya yang setengah membungkuk. Sungguh ia tak tahu lagi harus bagaimana.

"Hiks. Hiks."

Seperti biasa, Alina menahan kuat suara tangisnya. Ia menunduk tak mau mengangkat wajah. Hatinya sakit.

Rangga terpejam berusaha memeluk erat tanpa menyakiti istrinya. Bahu kokohnya turun, kepalanya menunduk tuk mendaratkan dagu di bahu istrinya.

"Hiks. Hiks. Hiks." Alina tak lagi berontak. Ia cengkeram lengan suaminya yang membelenggu.

"Maas,.. hiks. Hiks."

"Noo. Aku bisa jelasin." Rangga menggeleng.

"Hiks. Hiks. Aku minta maaf, mas," ucap Alina menatap kosong pada lantai di bawahnya.

Wajah tampan dirundung kegelisahan itu kini terheran. Secara tak sadar ia biarkan istrinya memutar tubuh dan menjauh hingga mereka berhadapan.

Wanita muda berwajah sembab itu mendongak menatap wajah suaminya dengan penuh arti. Diusapnya wajah tampan itu dengan penuh kelembutan.

Rangga tergagu.

"Aku emang miskin. Ak-aku wanita kotor. Aku punya anak diluar nikah. Hiks." Alina mencebik pedih membelai wajah itu.

"Aku minta maaf, maas," ucapnya menunduk lemah.

"Hiks. Hiks. Hiks."

Rangga melotot mendapati tubuhnya didekap erat. Istrinya menyembunyikan wajah di dada. Ini tak masuk akal.

Tangan besar Rangga menekan hampa pada punggung kecil yang gemetar itu. Ekspresi keheranan menyelimuti wajahnya tanpa bisa disembunyikan. Istrinya kini menangis deras dalam pelukannya.

Alina's Love Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang