28. Honeymoon.❤

6.3K 379 70
                                    

Alina berdiri dalam balutan bathrobe mewah berlogo merek ternama. Alina berdiri menghadap dinding kamar hotelnya yang teramat mengagumkan. Dindingnya dipahat, dibuat menjadi relief, pahatannya mengagumkan, membuat Alina terkesima.

Alina begitu cantik dengan anak rambut ikalnya yang basah, rambutnya ia cepol tinggi di belakang. Ini masih pagi sekali, suasana begitu sunyi, membuat Alina bisa fokus terhadap apa yang ia teliti.

"Eungh!" Erang Rangga kesekian kalinya merubah posisi tidur. Kini wajahnya menghadap lurus pada atap, tidur tanpa bantal.

"Maas, mas Ranggaa,.." bisik Alina sengaja menelisik dari kejauhan.

"Hhhhh! Hhh!"

Suara napas berat yang perlahan tenang itu membuat Alina tersenyum tipis. Sesaat Alina menelisik wajah tampan di kejauhan sana. Betapa Rangga sosok yang keras kepala, melakukan apapun demi yang Rangga mau, termasuk untuk mendapatkan dirinya.

Alina tersenyum manis sembari melangkah. Awalnya mungkin Alina mengikhlaskan diri karena alasan dirinya lemah. Tapi kini, Alina telah jatuh hati.

"Aku boleh telfon Putra, mas?" Bisik Alina membungkuk mengusap kening suaminya, mendaratkan bokong di sisi ranjang.

"Euungh! Uuummmh!"

"Aku kangen Putra, mas."

Rangga menekan dua sisi bantal pada telinga. Begitu kuat dirinya menekan lama, tak ingin mendengar suara sama sekali, lalu berhenti dengan napas yang kembali teratur dengan mudah.

"Kamu ga boleh kangen siapa-siapa. Putra hampir sepuluh tahun sama kamu. Sekarang waktunya kita berdua aja." Rangga menyernyit, matanya menutup kuat. Suaranya begitu serak.

"Aakh! Aaw!" Pekik Alina terkejut menerima remasan di bokongnya.

"Maa-aas. Sst!" Ringisnya duduk dengan gusar.

"Sssuut! Aku ngantuk. Kamu harusnya tidur. Kita tidur jam setengah tiga, you know?" Racau Rangga tak segan mengembangkan seringai.

Alina menggigit bibir bawah sembari menahan tangan besar itu seadanya. Meski sudah memiliki anak, Alina dulu belum menikah, masih terkejut kala mendapat perlakuan seperti ini.

"Jangan ditahan," ucap Rangga tak berniat menghentikan ulahnya. Wajah Rangga masih berpaling.

"Mmmhh! Aaah!" Desah Alina meringkuk tak bisa menahan.

"Why? Haha. Ouh, come on, Alina. Baru segitu!" Sembur Rangga tertawa merendahkan Alina yang begitu lemah.

Alina menggeliat ditengah punggungnya yang melengkung. Usapan nakal suaminya membuat Alina tak tahan. Rangga sekarang sudah duduk, seperti sudah hilang semua kantuknya.

"Hehe. Haha. I love it!" Kekeh Rangga menggeser duduk. Tangan besarnya mencengkeram paha itu agar tak menjauh.

Alina sesaat membuka mata. Terlihat jelas binar bahagia di mata suaminya. Ya, suaminya jahil sekali.

"Aakh! Maas!" Erang Alina memohon lemah. Ia cengkeram lengan besar itu dengan dua tangannya. Rangga malah semakin menjadi, bahkan kini pinggang Alina ditarik, lalu tubuh Alina didorong, dan Rangga menindih dengan senang hati.

Sedikit Alina memohon, semakin Rangga menjadi. Alina hanya bisa menciut menahan erangan saja kala kain yang membungkus tubuhnya ditarik oleh capitan dari bibir suaminya

"Why? Kamu pake bra? Ga ada yang lagi honey moon pake beha." Rangga mendongak. Bahunya menempel pada perut rata sang istri. Alina diam salah tingkah, semakin ia gigit bibir bawahnya.

"Oh My God! Haha. You're so cute, Alina, don't you know? Hahaha!"

'Cuup.'

Alina terkesiap. Ia tutup rapat matanya, ia tarik napas sebanyak mungkin. Kecupan yang Rangga beri di perutnya benar-benar memberi dampak besar ke seluruh saraf tubuh Alina.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now