59. Jalan-jalan.

569 49 10
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari kedua di Singapura, seharian lamanya, dari jam 12 siang sampai jam 6 sore, Alina dan keluarga kecilnya bermain di Universal Studio, taman bermain yang begitu memukau bagi siapapun yang mengunjunginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari kedua di Singapura, seharian lamanya, dari jam 12 siang sampai jam 6 sore, Alina dan keluarga kecilnya bermain di Universal Studio, taman bermain yang begitu memukau bagi siapapun yang mengunjunginya. Sebagai anak yang hampir tak pernah datang ke tempat main berbayar dan sejenisnya, Putra tak mau pulang.

Sempat Alina dan Rangga bosan. Mereka meninggalkan Putra tuk pergi beristirahat. Putra bermain sendirian, dipantau banyak ajudan di kejauhan. Rangga memasang alat pelacak.

"Mamah ga naik, yaa. Capek, mamah."

"Ga naik terus, ih! Ga seru."

"Mamah lagi hamil besar. Ga boleh!" tegas Rangga membelai perut istrinya.

Mereka duduk di salah satu tempat kosong. Alina mengganti baju anaknya tu kedua kali. Baju Putra basah lagi dikarenakan keringat.

"Ini mantelnya, nyonya. Biar saya bantu pasang." Mia memasangkan mantel tebal tanpa bulu. Sangat elegan.

"Mamah sama papah nunggu di tempat tadi lagi, ya. Dingin banget. Kasian adek." Alina memberi lotion anti nyamuk pada anaknya. Putra sibuk memakan daging ayam jumbo.

"Ya ampun, kakak. Belepotan. Pah, tolong usap sausnya."

"Itu di bibir. Tisunya ada di papah."

"Hmm. Nanti." Rangga mengabaikan istrinya. Iya fokus mengetik di ponsel. Tangannya sering sekali tiba-tiba membelai pinggang istrinya tanpa menatap.

Pipi Putra belepotan. Tangannya pun begitu. Ia seperti robot menunggu bantuan tisu.

"Ya ampun, maas. Aah! Aku minta tolong, loh!"

"Iya, iya. Ini." Rangga menyerahkan tisu, lalu kembali bermain ponsel.

"Maas. Bantu akuu," pinta Alina setengah merengek. 

"Bentar. Putra bersihin tangan sama mulut dulu."

"Dagingnya? Belum abis, mah."

Rangga duduk begitu tenang. Sesekali ia mendecak selama mengetik di ponsel.

"Mia? Miaa!" panggil Alina pada kejauhan dimana rombongan ajudan dan asisten berada.

"Iya, bu, sebentar."

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now