65. Bayi❤️

1K 73 5
                                    

Diantar oleh para ajudan, Alina dengan keberanian penuh mengunjungi Farhan yang di rawat dengan rumah sakit yang sama dengannya. Katanya Farhan sudah membaik, meskipun memang luka yang dialami sangat serius.

Tanpa diduga, ada keluarga Farhan. Ternyata Farhan sudah memiliki istri dan anak. Alina merasa tak enak hati membahas semua, mengingat Farhan sampai begini adalah karena masalah asmara.

"Ya Tuhan, Alinaa. Tante bener-bener ga nyangka bakal ketemu kamu lagi." Wanita berusia berkerudung sekitar 60th mendekap Alina dengan erat. Sedangkan Alina tampak biasa saja membalas.

"Kam-kamu... kamu udah nikah, ya, sekarang. Bunda ingetnya kamu masih remaja, masih gadis kecil yang pendiam."

"Makin cantik, yaa."

"Makasih.. t-tante." Alina tertegun setelah memilih kata panggilan.

"Halo, om. Apa kabar? Ini Alina," ucap Alina beralih pada pria yang sudah tua dengan pakaian islami.

"Kabar baik, Alina."

Lama Alina tertegun dengan tatapan kosong pada lantai, ia menjadi pusat perhatian keluarga Farhan. Kakak-kakak dari Farhan saling melempar kode. Alina sudah berbeda.

Tak mau berlama-lama, Alina segera menghampiri ranjang pasien. Tak lupa ia meminta izin pada istri dari Farhan.

"Kamu ga tahu apa-apa. Kamu tunggu diluar!" bisik ibu dari Farhan menarik mundur menantunya.

"Tapi, bunda. Aku istrinya Farhan. Aku berhak tahu."

"Aduuh. Ck! Entar malah kamu kepo-kepo."

"Aku berhak kepo, bunda!" tegas wanita muda dalam balutan pakaian tertutup dan kerudung yang diikat dileher seperti wanita karir.

Alina tanpa takut menghentikan ulah ibu dari Farhan. Ia justru meminta istri Farhan menyaksikan dari dekat.

"Jangan sampai jadi fitnah, tante. Aku sudah bersuami. Kak Farhan juga memiliki istri, istrinya ada disini." Alina tak meninggikan suara. Sangat sopan, namun tegas.

"Biar istri kak Farhan saksiin percakapan aku sama suaminya."

"Aku juga pasti sedih kalau diperlakukan seperti itu oleh mertua," ucap Alina tertegun. Ia sakit hati melihat bagaimana istri Farhan diperlakukan.

Lelaki dalam pakaian khas pasien itu tampak diam, namun matanya bicara.

"Mau bicara apa, Alina?" tanya Farhan sedikit terbata-bata.

"Kamu diperlakukan baik, kan, sama suami kamu yang kasar itu?"

"Hhhhh! Sakit banget aku kalo napas. Suami kamu bikin hidung aku retak." Farhan sengaja ingin Alina merasa bersalah.

Tak ada ucapan Farhan yang Alina gubris. Menatap mata Farhan pun Alina tak lebih dari tiga detik.

"Aku sebagai istri dari mas Rangga yang sudah bikin kak Farhan sempat koma, bahkan kritis, aku minta maaf yang sebesar-besarnya." Alina sedikit menunduk. Kedua tangannya menyatu di bawah.

"Suami aku memang mudah emosi."

"Tapi buat aku, itu ada penyebabnya. Kak Farhan lihat aku sedang hamil, tahu aku sudah punya suami. Tapi disana kak Farhan sempet paksa aku buat pelukan, dengan alasan kangen."

"Kak Farhan juga pegang-pegang wajah aku dalam keadaan aku udah nangis, kakak ipar aku udah marah," ucap Alina dengan tatapan kosong. Ia kesulitan menelan ludah.

"Lalu, dalam keadaan sudah menangis, kak Farhan masih paksa aku biar ngebolehin kak Farhan benerin tali sepatu aku."

Farhan tertegun dengan tatapan tertuju pada wanita cantik idamannya sejak ia SMA. Meski sudah ada istri dan anak, usianya sudah kepala tiga, tapi rasa cintanya pada Alina sulit ia hapus.

Alina's Love Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang