55. Kabar buruk

822 83 16
                                    

Sesampainya di rumah, Alina segera tidur agar suaminya ikut tidur. Saat malam tiba, Alina ingin berendam air panas. Ia pun pergi ke kolam renang. Tapi ternyata Rangga terus menguntit, bahkan sampai membatalkan janji.

Tadi sore Alina sudah diberi suntik vitamin rutin setiap sebulan sekali, begitu pula Rangga. Itulah kenapa Rangga selalu sehat meski kadang jadwal tidurnya tidak teratur dan kesehariannya sangat padat.

"Kaak! Kak Ranggaa! Alinaaa!" teriak Teressa mencekal tangan Putra padahal Putra tidak berontak.

"Kaaak! Alinaaa!"

"Mamaah! Mamaaah, sini!"

"Eh?" guman Teressa terkejut. Bisa-bisanya Putra tidak takut.

"Nyonya sama tuan ada di kolam dalam, den!"

"Ha? Itu dimana?" gumam Putra mendesak.

Putra dan Teressa yang sudah tahu pun segera menuju kolam renang yang ada di dalam rumah, berdampingan dengan ruang olahraga.

Kolam renangnya luas sekali. Sengaja disimpan bak kecil khusus berendam disana.

"Mas, mas ngapain?" tanya Alina pada suaminya yang ikut melangkah.

Mereka berdiri di samping kolam yang begitu luas.

"Aku mau jelasin."

"Ga usah. Aku percaya sama mas, kok."

"How could you?" gumam Rangga memicing tak habis pikir.

"Serius, mas."

"Aku percaya sama mas. Aku percaya kamu laki-laki terhormat, ga bakal selingkuh." Alina merapatkan handuk kimono suaminya agar dada itu tertutup.

"Mas luka gini. Jangan ikut masuk kolam, ya. Entar lukanya basah. Mas juga dari tadi ga bisa diem."

"Yang.. Alina.." Rangga dibuat frustasi.

"Aku udah janji sama diri aku sendiri. Aku ga bakal pergi, ga bakal minta pisah kecuali kamu yang minta," ungkap Alina mendongak menatap pria yang jauh begitu tinggi darinya.

"Dan aku ga peduli meskipun suatu saat kamu manfaatin janji itu."

Satu tangan Rangga merengkuh istrinya di sisi tubuh, menjauhkannya dari bahu yang ditutup kapas dan kasa.

"Aku cuman mau tanya satu hal sama mas." Alina melerai dekapan.

"Hmm? Apa? Tanya aja. Aku bakal jawab jujur."

"Apa mungkin itu anak kamu?"

"Itu? Itu apa?" gumam Rangga tak mau salah tangkap.

"Anak yang dikandung Vanessa." Alina membelai rahang tegas suaminya.

Alina menahan wajah itu untuk berpaling. Bibirnya menerbitkan senyum tipis sebagai permintaan.

Kepala Rangga mengangguk singkat sekali. Ia tak ingin banyak berkelit.

"Huuft. Udah, pertanyaan aku cuma itu." Alina tersenyum lega membelai pipi suaminya.

"Aku masuk kolam, ya. Mas tunggu aja, ga usah ikut. Lukanya bisa infeksi."

"Babe.."

"Babe! Baby. Sayang..."

Rangga melangkah ragu tuk mengejar. Istrinya disana menjauh begitu saja, lalu mulai berendam dan menutup mata.

Alina tampak tenang, namun sebaliknya dengan Rangga. Memang benar, penyesalan selalu datang di akhir.

"Maaah!"

"Alinaa! Kaaak! Kak Rangga!"

"Itu Putra? Sa-sama kak Tesa?" gumam Alina terbangun dari tidur nyenyaknya di dalam air hangat.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now