31. Lea🚩

2.8K 278 33
                                    

Pintu kamar hotel terbuka, disusul sosok pria tinggi kekar dengan anting cirikhas di salah satu telinga. Ia keluar didampingi wanita tinggi langsing yang tak lain dan tak bukan adalah adiknya.

"Kak Rangga ke Alina. Kamu istirahat disini aja," ucap Rangga meraih jasnya dari tangan Lea.

"Makasih udah nenangin aku."

"It's okay. Itu tugas kakak."

"Kalo aku ke kamar kalian, boleh?" tanya Lea mendekap lemah pada sang kakak.

"Boleh."

"Kak Rangga sama Alina disini cuma mau siap-siap bareng buat ke kondangan aja." Rangga membelai kepala sang adik. Ia biarkan wajah sembab adiknya menelusup di ceruk leher.

Lea bertanya apakah kakaknya bahagia menikah dengan Alina. Seketika kakaknya mendengus.

"I am so happy, Lea. Kak Rangga tunggu Alina sepuluh tahun. Kak Rangga mau habisin masa tuan dan sisa hidup kakak sama dia." Rangga menyisir rambut adiknya dengan kelima jari.

"Dan satu lagi,.. kak Rangga mau bayar semuanya. Kak Rangga punya hutang besar ke Alina."

"You're so amazing," ucap Lea menepuk dada bidang kakaknya. Ia bangga.

"Aku kira kak Rangga ga bakal sayang lagi sama tiga adik princessnya. Hufft." Lea mencebik sebagai ledekan.

"What? Seriously kamu mikir gitu?"

Sontak Lea memekik sengit membenarkan pertanyaan kakaknya. Bagaimana tidak, kakaknya seperti terobsesi pada Alina. Kakaknya cinta mati pada Alina. Bagaimana bisa Lea tenang kakaknya seperti itu.

Rangga melangkah mundur di lorong dengan karpet merah berkelas. Ia lembaikan tangan pada adiknya yang tersenyum di kejauhan.

'Teet.'

Kamar dengan tipe paling mahal di hotel bintang lima ini penuh dengan barang. Ada sekurang-kurangnya tujung koper. Dari mulai koper berisi dress panjang, dress pendek, pakaian sepasang, hingga sepatu dan aksesoris lainnya.

Alina berjongkok mengambil tiga dress dari koper dengan hati-hati. Ia tak sadar suaminya telah tiba, bahkan berdiri menjulang di belakang.

"Astaghfirullaah! Mbak, ini ada kotor disinii! Ya ampuuun!" kejut Alina dilanda cemas.

"Astaghfirullah, nyonya. Maaf, nyonya! Bibiii,.. bibi pasti tadi ceroboh."

"Ya ampuun. Gimana kalo mas Rangga maunya aku pake yang inii. Huuft." Alina tak tenang.

"Umm,.. ga papa, bi. Sekarang tolong siapin air sabun sama pemutih aja di mangkok kecil. Sama sikat gigi juga," ucapnya tak mau berlarut dalam kondisi menegangkan.

"A-uum,.."

Pelayan tersebut terkejut mendapati majikannya berdiri menjulang dibelakang sang nyonya.

"Baik, nyonya. Biar bibi ambilkan."

Alina mengangguk lega. Ia memutar tubuh dengan sigap mengikuti arah pergi pelayan disana.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now