55. Hore!!

725 78 12
                                    


Rangga berdiri berdampingan dengan Alina di depan ruang bayi dengan kaca besar pengganti dinding yang membuat mereka bisa melihat bayi-bayi di dalam. Rangga bergeming dengan isi kepala yang kalut. Sementara istrinya tampak bergeming memandangi satu bayi perempuan.

Sesaat Rangga meringis mencengkeram kepala. Ia tak ingat kejadian hari itu. Yang ia ucapkan semua berdasarkan fakta terbatas, lalu ia simpulkan sendiri.

"Sama sekali aku ga inget. Hari itu juga aku bangun sendirian di hotel," batin Rangga dirundung gelisah.

"Sama sekali aku ga tertarik wanita lain."

"Maasyaa Allah. Cantiknya," ucap Alina mendaratkan telapak tangan di kaca. Wajahnya seolah ingin masuk kedalam.

"Mirip Vanessa banget, ya, kayaknya."

"Cantik banget. Matanya coklat."

"Mas... maa belum adzanin," ucap Alina meraih tangan suaminya.

"What? Adzan? No!" tolak Rangga mundur dan menepis tangan istrinya. Bukti tes DNA saja belum keluar.

"Vanessa itu sering jual diri demi bisnis dia lancar. Bisa aja itu bukan anak aku."

"Kejadiannya cuma sekali. Aku ga pernah sekalipun sengaja main sama dia!" tegas Rangga merasa frustasi. Rasa hati ingin mengutuk diri sendiri. Kejadian ini membuatnya kesal.

"Aku bangun sendirian di hotel! Cctv lorongnya mati semua waktu itu. Aku ga tahu kelanjutannya!"

"Aku juga lagi ngefly! Aku ga tahu apa-apa.:

"Ssuut. Maas... ssuut." Alina menyimpan jari di depan bibir.

"Fuck!"

"Denger! Aku ga pernah sekalipun niat selingkuh! Paham? Dia.. anak itu.. dia harusnya dibuang!" geram Rangga membungkuk mendekatkan wajah.

"Astagfirullah."

"Maaas!"

"Why? We'll never know! Video cctv nya cuma nyampe aku masuk lift bareng cewek itu. Selebihnya ga ada lagi," ungkap Rangga frustasi.

"Jadi kesimpulannya apa? Kenapa mas Rangga sekarang nolak?"

"Maas.."

"Plis, Alina, plis. Aku berharap aku ga ngelakuin itu," lirih Rangga merengkuh tubuh istrinya di sisi salah satu dada.

"Terus yang mas Rangga jelasin di rumah itu apa?" desak Alina penuh kelembutan.

"Hmm? Kenapa tadi ngaku?"

"Ak-aku ga ngaku."

"Terus apa?"

"Aku cuman ngejelasin sedikit fakta, terus aku simpulkan di kesimpulan yang paling memungkinkan." Rangga dilanda kegelisahan. Ia tak bisa tenang. 

Tiba-tiba Rangga berlutut dengan kedua kaki. Ia tangkup perut istrinya dan menekan kening disana.

"Aku cuman mau punya anak dari kamu." Rangga menangis menekan kening dan hidung.

"Demi Tuhan aku ga pernah niat selingkuh sekalipun."

"Please! Aku ga sadar! Aku lagi mabok, lagi ngefly. Aku ga inget apa-apa, sayang."

Rangga mendekap tubuh istrinya tanpa bangkit. Ia menelusupkan wajah di perut istrinya yang besar dimana ada calon anak mereka.

Sudah bosan rasanya Alina tuk menangis. Tapi entah kenapa dirinya sudah terlanjur yakin suaminya tak bohong.

"Aku jadinya bingung ini, mas."

"Aku pisah sama dia jauh sebelum kamu ketemu! Aku usir Dia, dia juga tiba-tiba nikah. Disana sama sekali aku ga pernah komunikasi," isak Rangga benar-benar kalut.

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now