61. Ada adek❤️

998 80 31
                                    

Kalo ada kesalahan langkah-langkah medis tolong koreksi ya gaiss. Feel free buat dikoreksi. Komen aja langsung.

Ga rame ga next.
Bye! Wkwkw.👉👈🥹😘

[ALINA'S LOVE STORY]

Di dalam ruangan, di atas ranjang khusus bersalin, ada wanita yang sedang melakukan persalinan dibantu dan dikelilingi empat perawat dan satu dokter dalam keadaan kaki terbuka lebar dan ditekuk.

Di samping wanita itu, Rangga membungkuk menenangkan sang istri meski ia ketakutan. Ia biarkan satu lengannya dicengkeram begitu kuat seiring istrinya mengejan dan mengerang berusaha mengeluarkan bayi keluar dari vagina.

"Eeuungggh! Maaasshh!"

"Aaaaaaa!" teriak Alina mendongak merasakan sakit. Perutnya terasa dikocok.

Ada selang yang dimasukkan ke hidung Alina.

"(Kita tunggu setengah jam lagi, kita lakukan operasi. Jika dipaksa, ini akan berbahaya)," ucap dokter yang begitu sigap duduk menunggu di depan vagina Alina.

"Nggak. Hhhh! Jangaanh! Aku mau lahiran normaal." Alina setengah mati berucap tanpa jeda. Keringatnya sesekali diusap oleh perawat.

"Maassss! Aaakh! Eunghh!" erang Alina menggeliat sampai hampir bangkit.

Rangga mengangguk. Ia iyakan ucapan istrinya yang sedang bertaruh nyawa.

"Hhhhh! Hhhh! Ini sakit banget. Sssst." Alina terpejam dengan gigi bergemelatuk hingga ada banyak kerutan di garis senyum, mata, dan kening.

"Sssuut. Iya, iya, sayang. Kamu pasti bisa. Oke?"

"Kamu pasti bisa, tapi kamu ga boleh maksain," ucap Rangga sama dipenuhi keringat di wajah.

"Sayaang... mamah... yang kuat. Papah disini." Rangga tersenyum membelai sisi wajah cantik itu.

"Maaass... ssst! Aku mau lahiran normal. Maass."

"Apapun yang terbaik buat kalian. Oke? Apapun itu jenis lahirannya, kamu ibu yang kuat."

Alina menggeleng. Baginya, selagi ia bisa, ia akan berusaha. Entah, ia ingin melahirkan secara normal. Baginya itu lebih memuaskan. Ini nalurinya sebagai ibu.

Kelima jari mereka saling meremat erat. Rangga kecup punggung tangan istrinya secara bertubi-tubi. Ia kuatkan wanita kesayangannya.

"(Tuan... ini harus dioperasi. Kami tidak ingin ada korban dan efek samping)," ucap dokter tampak tak tenang.

"Yes, please."

"(Silahkan tandatangani surat, tuan)."

"Maaas." Alina menangis sedih. Ia kecewa.

"Mas bohong! Maaas. Aku mau lahiran normaal. Aaaa! Aerrghh!"

Alina cemas setengah mati kala suaminya akan melerai genggaman tangan mereka.

"Eerrgh! Aaakh! Sssst! Eeungh." Alina menggeliat menahan rematan kelima jari mereka.

"Sayang, jangan gini. Aku ga mau kalian kenapa-napa."

"Pliiss. Jangan. Jangan. Aku mau dia lewatin rahim aku langsung. Maas," ucap Alina banyak terjeda tarika napas.

"Ga, ga gitu! Sama aja!"

"Aaaaa! Maaaas..." ia meraung pedih dengan airmata mengalir deras. Matanya terpejam pedih.

"Aku bisa! Janji! Aku bisa, mas. T-tunggu sebentar lag–aaaaa!!"

Alina's Love Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang