32. Mulai romantis.

2.9K 280 86
                                    

Indahnya senja menemani kebersamaan ibu dengan tiga anak perempuannya yang sudah dewasa bahkan berumah tangga. Yach melaju dengan kecepatan sedang memotong luasnya laut yang begitu cantik. Rambut indah mereka terhembus, pakaian tipis mereka akan terbang jikalau tidak ditahan.

Dua botol minuman dengan harga puluhan juta dikocok oleh dua tangan Lea, lalu keduanya ia pukulkan pada stir kapal hingga busa berhembus banyak. Sontak keempat wanita berbusana renang itu tertawa bahagia.

"Oh My Gosh! You did a good, job!" saut Paulina berteriak dari ujung kapal. Topi bundarnya ia angkat melawan angin, lalu ia buang begitu saja.

"Hahaha! Mamih! Topinya ngotorin laut ntar!" teriak Teressa, adik pertama Rangga sembari tertawa puas.

"Cuman satu! Ga bakal bikin dunia kiamat juga!" timpal Lucia duduk mengetik dengan wajah dinginnya.

"Nice! Adik bungsu kamu lebih pinter!"

"Haiish! Hahahaha!"

"Oh My God! I'm so so so happy!" teriak Lea mengocok botol hingga minuman mahal tak berwarna itu habis karena guncangan.

"Ouh, really? So, tell us! Ceritain semua! Haha. Telinga-telinga kita akan siap sedia!" ucap Paulina melangkah anggun menuju anaknya.

"Hmm,.. mamih emang paling semangat!" cicit Lea menggoyangkan bahu.

"Of course, doong!"

"Hahahaha!" tawa besar keempat manusia cantik jelita itu terdengar renyah.

"Jadii,.. aku udah ancam Alina. Hehe. Aku jamin, dia ga bakal macem-macem sama your son, and our brother!" jelas Lea menoel dagu ibunya, lalu menujuk kakak dan adiknya dengan bangga.

Senyum lebar Paulina kian surut seiring ia membeku. Ia berpikir begitu serius.

"Wow!! Wow, wow, wow!" ucap Teressa bertepuk tangan dengan angkuh.

"Hell!! You serious?!" pekik Lucia sampai berdiri.

"Serius, lah! Dikira cocok jadi jokes apa?!"

"Toss!!" titah Teressa membuka kedua tangan, lalu disusul sembuah balasan oleh kedua adiknya.

"Mom? You're not happy?"

Teressa mengernyit tak yakin dengan pertanyaan Lucia. Tapi ekspresi ibunya membuat curiga.

Paulina menerima tatapan sinis kompak dari ketiga anaknya sebagai bentuk kekecewaan mereka. Entah, Paulina merasa cemas Alina disakiti anaknya.

"Lea! Bukannya kamu tahu kalo kakak kamu yang perkosa Alina dulu, istrinya dia sekarang?!" cemas Paulina mencengkeram lengan atas anaknya dan menghentak hingga anaknya memekik.

"Yes! Of course aku tahu! Dikira aku ga suka dengerin gosip mamih?!"

"O-okay! Never mind! Emang kamu apain istri kakak kamu? Ha?" desak Paulina dengan raut galaknya.

"Akuuu,.. hehe. Aku pake jalur ordal. Ke kak Rangga langsung! Yeay! Aku bilang rambut Alina bagus, kakak ipar aku cantik. Aku ijin buat dandanin Alina tadi. Disanalah aku beraksi! Yuhuuy!!" teriak Lea memutar kepala sembari membungkuk. Ia seperti bocah. Ia mabuk.

"Lagi! Kamu ngomong apalagi!"

"Waiiiit!! Kalian harus tahu, Alina sampe menggigil. Dia stres dapet ancaman aku. Hahahaha! Dia langsung ngacir ke kak Rangga!! Lucuuuu!! Hahahah." Lea berteriak begitu menggebu, sangat antusias.

"Ck! Jawaab! Ngomong apa aja kamuu!"

"Aku bilang kalo Putra pasti jijik kalo tahu dia anak haram. Haha!!"

Alina's Love Story [TAMAT]Where stories live. Discover now