RINDU

2.5K 382 226
                                    

"Mas pacar" Teriak seorang wanita yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga Fenly, menghentikan langkah Fenly saat menuju kelas.

"Gak usah berisik, masih pagi!" ketus Fenly sambil kembali berjalan bersama dengan wanita tersebut mengikuti di belakangnya

"Katanya, Ka Shandy udah bebas, ya? Sisi hari ini kerumah Fenly boleh 'kan?" ucap Sisi Seketika menghentikan langkah Fenly

Fenly menatap Sisi, Sisi menelan kasar ludahnya, ia sudah tau jika Fenly sudah menatap nya seperti ini itu artinya Fenly akan marah

"Kalo gak boleh juga gapapa kok" gugup Sisi sambil tersenyum menahan takut.

"boleh" singkat Fenly

"Hah beneran? Asik hari ini main kerumah pacar" heboh Sisi membuat Fenly dengan cepat mendekap mulutnya.

Sisi benar-benar terlalu berisik untuk Fenly yang suka ketenangan.

Ya, sudah dua tahun Sisi dan Fenly berpacaran, kegigihan Sisi akhirnya menghancurkan tembok pertahanan hati Fenly. Namun, jika di tanya bagaimana perasaan Fenly pada Risya, jawaban akan tetap sama.

Fenly sendiri masih tidak mengerti dengan perasaannya, ia menyukai Sisi tapi ia juga menyukai Risya.

"Jangan berisik" ketus Fenly ke Sisi seketika menghentikan kehebohan Sisi.

***

Kini Shandy, Farhan dan Ricky sedang berkumpul di caffe Gilang, setelah Farhan resmi bebas dari penjara, Gilang memperkerjakan Farhan di caffe-nya. Mau kerja bagaimanapun terserah Farhan -kata Gilang

"Wih gila keren banget lo, Lang. Gue pikir, lo gak bakalan ambil usaha keluarga lo" ucap Shandy yang nampaknya cukup kagum dengan Gilang.

Gilang memang tidak pernah ada minat meneruskan usaha keluarga, namun ini adalah jalan satu-satunya untuk menghidupi keluarga Shandy dan Farhan selama mereka di penjara kemarin, dan Gilang tidak pernah memberi tau Shandy maupun Farhan alasan ia meneruskan usaha keluarganya.

"Iseng aja sih" jawab Gilang yang kemudian mendapatkan toyoran kepala dari Shandy

"Gaya lo, Lang Lang" ucap Shandy di barengi dengan tawa dari ketiga sahabatnya.

"Seneng banget kita bisa kumpul berempat lagi" ucap Ricky

"Iya gila, gue kangen banget kita kumpul-kumpul kaya gini" sambung Farhan.

"Iya yah, biasanya dulu kita kemana aja berempat, waktu cepet benget ya berlalu" gumam Gilang.

"Iya.. dulu kita kemana-mana bareng, kadang suka di recokin sama empat bocil yang sekarang udah bukan bocil lagi" gumam Shandy

Shandy menghela napas panjang, ternyata sudah lama sekali waktu berputar, namun lagi lagi Shandy masih di kerumuni dengan rasa bersalah yang diam-diam sering membuat dadanya sesak

"Ngomong-ngomong kabar Aji gimana, ya?" Tanya Shandy seketika membuat keadaan manjadi serius.

"Fenly pernah cerita kalo Aji keluar sekolah. Gue sempet cari tau, karena gue juga khawatir sama dia, dia homeschooling setalah Piki pergi, dia juga gak nerusin kuliah, dan dia masih terus ke makam Fiki setiap hari" ucap Gilang

Dada Ricky seketika merasa sesak, ia tidak pernah tau keputusannya waktu itu membuat luka sedalam ini untuk Fajri.

"Gue bener-bener udah ngancurin hidup nya Aji... Harusnya, waktu itu gue dengerin omongan Bang Shan buat gak ngajak Aji. Gue bego banget emang" lirih Ricky

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now