Mencoba berdamai (2)

1.7K 310 136
                                    

Gilang kini menuduki salah satu ayunan yang sudah berkarat bakhan mengeluarkan suara krinyit tiap kali bergerak, dulu mereka sering menaiki ayunan ini, dengan mata terpejam dan tangan yang di rentangkan lebar seolah meeka berdua sedang terbang seperti dua ekor burung, sambil mengunci mulutnya rapat membuat kedua baris gigitnya saling beradu guna menahan tangis, namun tetap saja terasa sulit, bahkan membuat rahangnya bergetar karena kesulitan menahan tangis

"Ka Gilang" ujar seorang gadis dari arah belakang Gilang, dengan suaranya cukup Gilang kenali membuat Gilang dengan cepat menghapus air matanya dan menoleh ke arah suara itu

"Ka Gilang ngapain sendirian disini?" tanya gadis itu lagi

Gilang menggelengkan kepalanya pelan sambil tesenyum, "iseng aja" singkat Gilang

Gadis itu menganggukan kepalanya pelan, melirik ke sekitar memastikan Gilang benar benar sendirian di taman yang sudah rusak itu

"Ka Raka gak ikut?" tanya gadis itu dengan suara pelan dan ekpresi sedikit takut

Gilang memejamkan matanya dan menghela napas berat, kemudian menggelengkan kepalanya pelan

"sekolah yang bener ya Nay. lu harus jadi orang sukses." pelan Gilang sambil memegang bahu kiri gadis yang ada di hadapnnya kini

Gadis itu menganggukan kelapanya sambil tersenyum ke arah Gilang

"oiya, Raka buat beberapa saat gak bisa pulang ke rumah atau nemuin lu, karena ada hal yang harus dia selesaiin, lu kalo butuh apaapa cari gue ya. gue janji. gue yang bakalan jagain lu selama Raka gak ada" sambung Gilang kembali membuat gadis yang di hadapanya kini berubah ekpresi menjadi bingung

namanya Naya, adik perempuan Raka yang kini duduk di kelas 2 sma

"emang Ka Raka kemana? kenapa Ka Gilang yang jagain aku?" tanya Naya yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari Gilang

"Ka Raka pasti sibuk ngurusin caffe ya? Ka Raka pernah bilang soalnya kalo Ka Gilang masih sedih karena kehilangan sahabat kecilnya" sambung Naya seketika membuat Gilang tersenyum

"yaudah aku ngerti kok, Ka Gilang semangat ya! gak boleh sedih. nanti sahabat Ka Gilang ikutan sedih kalo Ka Gilang sedih, percaya deh kalo sahabatnya Ka Gilang pasti sekarang lagi senyum liatin Ka Gilang yang kuat"

"udah ya Kak, aku pulang dulu udah sore soalnya, semangat Ka Gilang!" sambung Naya kembali sambil menepuk bahu gilang beberapa kali, kemudian meninggalkan Gilang begitu saja

"gak! si kribo bukan cuma senyum, pasti dia sekarang lagi ketawain gue karena gue nangisin dia mulu, susah emang punya temen bego, yang hobby nya ngetawain orang nangis doang" gumam Gilang sambil menoleh ke langit sesekali

Gilang lagi lagi menghela napasnya panjang namun kali ini sambil tersenyum "makasih Han. makasih udah pernah lahir dan jadi sahabat gue. gue sayang sama lu, sayang banget Han. gak usah di jawab, karena gue udah tau kalo lu juga sayang banget sama gue"

"gue janji taman ini bakalan kembali lagi, taman ini mungkin bakalan jadi tempat Gilang dan Farhan dalam versi yang lain, dua bocil lain yang juga hobby terbang pake ayunan, dan bermimpi punya kurakura ninja" sambung Gilang kembali dengan senyum dan mata yang mengamati taman sekitarnya.

"SEMUA ANAK PUNYA MIMPI, SEMUA ANAK PUNYA ANGAN, SEMUA ANAK BERHAK TERBANG DAN MENGEJARNYA"

***

Fajri melangkahan kakinya masuk kedalam rumahnya, setelah melepaskan semua tangisanya di kursi taman tempat favorit Fiki saat kecil, saat baru masuk ke dalam rumah Fajri di sambut dengan pemandangan Fiki yang bermain piano putih dengan papahnya yang ikut bermain di sampinya dan mamahnya mendengarkan dengan seksama dan senyum yang terurai

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now