Sayang

1.5K 306 211
                                    

"gak ada Kaka yang gak sayang sama adeknya" jawab mamah yang masih sibuk menyiapkan buah untuk Fenly

"Adek tanya Kaka mah" protes Fenly ke mamah

"Kaka sayang sama Fen ?" sambung Fenly namun tidak mendapatkan jawaban dari Shandy

Bukan tidak sayang, Shandy hanya tidak terbiasa mengungkapkan perasaannya pada orang lain, padahal jika prihal rasa sayang, bila ada kalimat yang lebih tinggi maknanya dari sayang mungkin itulah perasaan Shandy ke Fenly

Fenly membuang napas kasar "Kaka kok diem aja ? Kaka gak sayang sama Fen ya ?"

"Perasaan sayang itu gak harus di ucapin adek, yang terpenting tindakan" ucap mamah sambil memberikan suapan buah mangga pada anak bungsunya, membuat Fenly mau tidak mau menelan potongan buah mangga itu

"Tapi Aji selalu bilang sayang ke Piki, bahkan di depan temen temen padahal mereka seumuran" keluh Fenly seketika membuat Shandy membuang napas kasar

"Aji sama Kaka itu beda.. udah ah mamah mau ke kantin bentar cari makan, buat mamah sama Kaka" ujar mamah yang kemudian pergi meninggalkan Shandy dan Fenly di dalam ruangan

"Kaka beneran gak sayang sama Fen ?" tanya Fenly lagi seraya memastikan perasaan Shandy

"Sayang Fen. gak ada Kaka yang gak sayang sama adeknya" jawab Shandy sambil menepuk beberapa kali kepala adiknya

"Sayangnya semana ? Banyak atau sedikit ?"

"Gak terukur" jawab Shandy seketika membuat Fenly tersenyum

"Kaka inget gak kalo Kaka pernah bilang, bahagia Fen itu tanggungjawab Kaka ?" Tanya Fenly membuat Shandy mengangguk pelan

"Kaka mau liat Fen bahagia ?" Tanya Fenly lagi dan lagi lagi di jawab anggukan kepala dari Shandy

"Jauhin Sisi buat Fen kak" sambung Fenly seketika membuat Shandy diam

Shandy membeku beberapa saat, beberapa menit yang lalu hatinya begitu bahagia, tapi kini lagi lagi kebahagiaannya di hentikan secara paksa

"Kakak" ujar Fenly membuat Shandy yang sempat termenung cukup tercekap

"Kaka kok bengong sih" keluh Fenly

"kaka gak mungkin kan ambil Sisi ?" sambung Fenly kembali 

Shandy menggelangkan kepalanya pelan dengan seutas senyum paksa, namun senyumnya cukup lebar saat ini, guratan pada kedua sisi matanya pun terlihat saat ini

"iya, enggak kok" jawab Shandy yang sontak saja membuat Fenly tersenyum

***

Jam kini menujukan pukul 02.00 dini hari, Gilang masih duduk terpaku di atas tempat tidur Farhan sambil menatap ke arah pintu kamar Farhan dengan mata yang sudah sembab karena menangis seharian, Gilang sudah di coba menghentikan air matanya, namun saat ini air mata itu jatuh di luar kendalinya

"Lang" ujar Raka yang tiba-tiba bangun dan menyadari Gilang yang masih terjaga sampai saat ini

"Lang.. udah malem tidur" sambung Raka kembali

"Farhan kok pulangnya lama banget ya? padahal kan ada gue di rumahnya" lirih Gilang dengan suara yang bergetar dengan pandangan yang masih terpaku pada pintu kamar Farhan, berharap Farhan hanya sedang keluar dan akan kembali lagi nanti

"Lang.. jangan gitu, kasian Farhan"

"Kenapa? Farhan kenapa? Farhan cuma lagi marah sama gue, nanti juga dia bakalan balik lagi kesini, kan dia bilang kalo dia gak bakalan pernah tinggalin gue"

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now