KEBERUNTUNGAN FIKI ?

1.5K 310 182
                                    

Pagi kembali tiba, jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, hari ini adalah hari rabu dan ini adalah ulang tahun Fiki, tidak ada perayaan besar untuk Fiki, hanya sebatas ucapan selamat ulangtahun dari mamah, dan ucapan selamat ulangtahun dari papah melalu pesan singkat, karena papah sedang tidak di rumah

Fiki mengetuk pintu kamar Fajri yang berada tidak jauh dari kamarnya, dengan sangat semangat Fiki mengetuk pintu itu, berharap ucapan manis dari seorang Kaka

"Apa ?" Tanya Fajri yang sudah rapih dengan balutan busana formal

Fiki menggelengkan kepalanya pelan
"Abang mau kemana ?" Tanya Fiki seketika merasa kikuk saat pria dewasa yang berjarak empat tahun lebih dewasa darinya itu menatap dirinya

Ah tidak seharusnya Fiki bertanya seperti itu karena Fiki sudah tau jawabannya dan akhirnya jawaban itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri

"En-enggak perlu di jawab, aku ke kamar dulu, mau siap siap sekolah" selak Fiki tiba tiba lalu berlari ke kamarnya meninggalkan Fajri yang masih berdiri di depan pintu kamarnya

Fajri mengendikan bahunya, dirinya nampak tidak perduli dengan Fiki dan memilih turun menuju ruang makan, sebelum akhirnya dirinya pergi beraktifitas

"Mau ketempat Piki lagi ?" Tanya mamah saat Fajri baru saja duduk di depan meja makan

Fajri mengangguk, sambil mengambil sehelai roti gandum yang terletak di tengah meja

"Hari ini ulangtahun Fiki loh Ji" ucap mamah kembali mamah kembali

"Oh iya Aji lupa, yaudah nanti biar Aji kasih uang nya, terus dia beli sendiri, biar gak ribet"

"Ji.. bukan itu yang mamah maksud"

"Ya terus apa ?"

"Ji hari ini gak usah ke tempat Piki dulu dan temenin Fiki, bisa kan ?"

Fajri seketika kehilangan selera makanya, dia reflek melepaskan roti yang ada di tangannya

"Maksud mamah apasih, mamah mau Aji temenin Fiki dan ngebiarin adek Aji kesepian gitu ?"

"Ji.. Piki gak akan kesepian, Piki udah bahagia, dan sekarang yang butuh Aji itu Fiki"

"Aji bener bener gak abis pikir sama mamah, bisa bisanya mamah lebih mentingin orang lain di banding adek Aji sendiri, ternyata bener, mamah gak pernah bener bener sayang sama Piki, mamah benci Piki karena Piki bukan an-" belum sempat Fajri menyelesaikan ucapannya mamah langsung memotongnya

"Piki anak mamah !!! Terlepas dari siapapun yang melahirkannya, Piki anak mamah, dan gak ada yang bisa rubah itu !!!"

"Mah.. udah" pelan Fiki yang entah sejak kapan dirinya datang

"Bang.. gapapa kok kalo Abang mau ketempat Ka Piki, aku ngerti, lagian juga hari ini aku mau sekolah aja takut ketinggalan pelajaran" sambung Fiki kembali

***

Shandy sendiri kini sudah rapih dengan balutan celana semi jeans dan sweater melapisi tubuhnya, Shandy berjalan masuk ke kamar Fenly yang terletak persis di sampingnya itu

"Kok malah bengong, ayo kita kan udah harus berangkat" ucap Shandy yang kini duduk di samping Fenly

"Fen takut kak, kalo nanti dokternya bilang Fen bakalan buta gimana ? Fen gak mau buta kak, Fen masih mau kuliah, Fen masih kejar mimpi Fen kak, Fen takut"

"Enggak, percaya sama Kaka, Fen gak akan buta, Fen bakalan tetep bisa kuliah dan kejar mimpi Fen, Kaka janji"

Fenly mengangguk pelan, meski perasaan mengganjal dalam hatinya masih cukup terasa namun setidaknya Shandy sudah berjanji, bagi Fenly jika Shandy sudah menjanjikan sesuatu itu artinya benar dan dapat di percaya

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now