Mencoba berdamai

1.7K 307 207
                                    

"Jangan" jawab Sisi dan Shandy bersamaan membuat Fajri reflek mengerutkan dahinya karena bingung

"Kenapa jangan Si? Lu juga kenapa bilang jangan bang? Lu kan bukan bokapnya Sisi" tanya Fajri dengan mata yang menatap ke arah Sisi dan Shandy secara bergantian

"Kelepasan" pelan Shandy dengan senyum kikuk

"Jangan Ji, gak boleh" ucap Sisi

"Kenapa? kenapa gak boleh?"

"Karena Sisi gak suka sama Aji, jadi Aji gak boleh suka sama Sisi, Ji suka sama orang yang gak suka sama kita itu gak enak Ji, capek. Sisi gak mau Aji ngerasain itu"

"Maksud lu, kaya lu yang suka sama Fenly tapi Fenly gak suka balik sama lu?" Tanya Fajri yang langsung di jawabi anggukan pelan oleh Sisi

"Yaudah kalo gitu lu belajar suka aja sama gue, nanti juga lama lama lu suka beneran kok sama gue, gue ganteng, baik, kaya, tanggungjawab, dewasa karena adek gue udah ada dua, pokonya gak akan nyesel deh lu suka sama gue" sambung Fajri kembali

Sisi menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum kikuk "maaf Ji, tapi Sisi suka sama orang lain, dan perasaan juga gak bisa di paksa kan?"

"Siapa Fenly? Fenly gak pernah suka sama lu Sisi. kenapa lu masih kekeh buat sama Fenly sih?"

"iya Sisi tau, dan bukan Fenly tapi Ka Shandy"

Fajri seketika diam, menoleh ke arah Shandy sebentar lalu tertawa hambar cukup kencang namun sektika membuat suasana semakin kikuk dan bingung

"gue bercanda doang kali, lagian masa gue suka sama lu, lu kan bocil kaya Piki sama Zweitson" ujar Fajri dengan tertawa hambar tanpa henti

"t-tapi kita seumuran Ji" ucap Sisi

"iya juga ya" Fajri seketika diam beberapa saat dan kembali melirik ke arah Shandy yang sejak tadi menatap dengan wajah datar karena bingung

"yaudahlah pokonya gue tadi cuma bercanda, gue mau pulang dulu kasian adek gue pasti udah nungguin, bang lu cepet sembuh ya, besok gue kesini lagi, assalamualaikum" sambung Fajri lagi kemudian meninggalkan ruang perawatan Shandy begitu saja

setelah kepergian Fajri, Sisi dan Shandy saling tatap dalam diam, seolah saling berbicara lewat mata atas tingkah Fajri yang terasa cukup aneh, kemudian mereka menganggukan kepala mereka bersamaan setelah di rasa mereka cukup paham maksud satu sama lain, meski tanpa saling berbicara

***

Gilang kini sudah berada di kantor kepolisian, dimana tempat menangani kasus penikam Shandy, guna mengambil kembali pisau miliknya dan menemui Raka

"Kenapa? Kenapa lu lakuin itu Rak?" Tanya Gilang pada Raka dengan wajah datar

"M-maaf Lang"

"Bukan maaf yang gue mau denger sekarang Rak, tapi gue mau denger alasan kenapa lu lakuin ini semua ke Shandy."

"Lu orang baik Lang, baik banget. Gue seneng kenal sama lu, dan gue janji bakalan selalu jagain lu kaya Farhan jagain lu, gue cuma gak mau siapapun buat lu sedih termasuk Shan-"

"TAPI FARHAN GAK PERNAH NGELUKAIN SAHABAT NYA APALAGI BUAT SAHABATNYA HAMPIR MATI" tegas Gilang

Gilang menghela napasnya panjang kemudian mengusap kasar wajahnya beberapa kali

"Gue akuin Farhan egois, tapi dia adalah orang yang pertama dateng tiap sahabatnya luka, sebenci apapun Farhan sama Shandy, dia cuma ngadu ke nyokapnya Shandy, karena Farhan tau Shandy itu paling takut sama nyokapnya , dan gak ada sedikitpun pikiran Farhan buat lukain Shandy apalagi bunuh dia" sambung Gilang kembali

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt