BULAN

1.6K 305 203
                                    

Fajri dan Fiki baru saja sampai di rumah, setalah sebelumnya mereka mampir ke klinik untuk mengobati luka Fajri, Fajri mengantarkan Fiki kamarnya yang terletak persis di samping kamarnya

Fajri kini masuk ke kamar Fiki dan duduk di sudut tempat tidur Fiki, mata Fajri melihat ke sekitar kamar Fiki, kamar yang di dominasi warna biru dan putih membuat Fajri tersenyum, ini warna kesukaan mendiang adiknya, makin kesini Fiki ini makin mirip dengan adiknya

"Abang.." pelan Fiki membuat Fajri menoleh ke arahnya

"Makasih tadi abang udah dan tolongin aku, maaf karena tolongin aku Abang jadi luka" sambung Fiki

Fajri menghela napas panjang

"Sekarang Fiki jujur sama abang kenapa Fiki bisa ada di lokasi pertandingan ?"

Fiki menundukkan kepalanya karena merasa takut pada Fajri

"Maaf bang, tapi tadi aku niatnya cuma mau nemuin Kaka yang kemarin di bawa ke rumah sakit, makanya aku ijin pulang cepet sama sekolah, tapi pas aku baru sampe depan gerbang pas lagi tunggu taksi tiba-tiba ada yang pukul belakang aku"

"Aku sempet gak sadar, pas aku bangun, aku udah di lokasi, dan udah ada Kaka rambut kriting tadi"

"Maaf bang, aku tau Abang pasti marah karena aku gak ngelawan, tapi tadi aku bener bener gak bisa ngelawan" sambung Fiki

Ya, kejadian empat tahun lalu sangat membekas pada Fajri, dan karena itu Fajri memaksa Fiki untuk ikut les bela diri guna melindungi dirnya sendiri saat Fajri tidak bersamanya

"Ngapain nemuin Bangshan sama Fenly ?"

"Oh yang kemaren namanya bangsen dan ka Fenly"

"Abang nanya, jawab!"

"Maaf bang.. aku cuma mau jenguk mereka aja, mereka kan sahabat Ka Fiki, kalo Ka Fiki ada di sini dia pasti juga bakalan jenguk mereka kan bang  ?"

"Mereka bukan sahabat nya ka Fiki"

"Tapi disini Ka Fiki bilang mereka sahabatnya Ka Fiki" pelan Fiki sambil mengeluarkan selembar kertas dari sakunya, selembar kertas yang dia robek dari sebuah buku harian Fiki

Fajri mengambil kertas yang ada di tangan Fiki dan membacanya

"Ka Fiki bilang mereka semua baik, mereka semua sayang sama Ka Fiki di saat semua orang jahat sama Ka Fiki, mereka juga gak pernah mempermasalahkan kalau Ka Fiki anak har-"

"DIEM !!!" Fajri seketika marah saat Fiki hampir saja menyebut adiknya anak haram

"Maaf bang.."

"Yang sayang sama Ka Fiki itu cuma Abang ! Mereka bukan sahabat nya Ka Fiki, mereka cuma sekumpulan orang yang udah buat Ka Fiki pergi !!!" Tegas Fajri seketika membuat Fiki menundukkan kepalanya

"Dan satu lagi ! Jangan pernah sentuh barang barang Ka Fiki lagi !" Sambung Fajri kemudian bangkit dari duduknya

Fajri akhirnya keluar kamar Fiki dengan perasaan marah, dan membawa selembar kertas yang tadi di ambilnya dari Fiki

***

Fajri baru saja sampai di kamarnya, kamar yang masih ramai dengan pernak pernik ultraman hasil desain sang adik, kamar yang sebagian besar di dominasi barang barang milik adiknya, Fajri benci kamar ini karena kamar ini membuatnya semakin rindu Fiki, tapi Fajri suka di kamar ini karena di kamar ini dirinya merasa dekat dengan Fiki

Fajri melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya, bulan terlihat penuh dan sangat terang

"Biasanya Piki suka liat bulan dari sini" lirih Fajri sambil menatap ke arah langit yang kini berwarna hitam, membuat cahaya bulan semakin jelas dan indah

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now