"kata dokter, kondisi Tante mamah udah stabil dan udah di izinin pulang, Fenly di suruh ke bagian administrasi urus surat izin check up dan lainnya" ucap Sisi dengan wajah datar tanpa ekspresi
"Si.." pelan Fenly
"Harus Fenly karna di butuhkan tanda tangan pihak keluarga, kalo Fenly gak bisa biar Sisi telpon Ka Shandy" sambung Sisi kemudian meninggalkan Fenly begitu saja tanpa bicara apapun
"Pasti marah" gumam Fenly sambil menatap ke arah Sisi pergi yang sudah pergi meninggalkannya
***
Fajri kini baru saja sampai di caffe Gilang, caffe yang kini sebagian sudah menjadi milik Fajri juga, Fajri melangkah kaki langsung ke ruangan Gilang, bahkan tanpa permisi
"Aji.." gumam Gilang saat menyadari Fajri yang datang membuka pintu ruangannya
Fajri melirik ke sekitar sambil menganggukkan kepalanya
"Berarti udah bisa dong lakuin semuanya nanti malem ?" Tanya Fajri yang kini duduk di kursi persis depan Gilang
Gilang mengehela napas panjang
"Ji.." pelan Gilang membuat Fajri dengan reflek tersenyum smrik
"Kasian Shandy Ji, dia cuma punya Fenly sama nyokapnya" sambung Gilang kembali
"Gue gak perduli"
"Ji.. Fenly juga sahabat lu kan Ji ?" Tanya Gilang membuat Fajri membuang wajahnya reflek
Fajri dan Fenly memang cukup dekat saat SMA, bahkan Fenly satu satunya sahabat yang Fajri ceritakan tentang masalalu keluarga dan semua hal buruk yang menimpa Fiki
"Ji.. gue yakin masih ada rasa sayang di hati lu buat Fenly, buat Shandy, Ji.. lu inget kan gimana usahanya Shandy bantu lu saat Piki di ambil nyokapnya dulu, gimana usahanya Shandy ke sana kemari cari pengacara sukarela karena dia gak punya uang, dia gak minta sepeserpun dari lu, meskipun lu punya banyak banget uang, karena Shandy tau gimana sakitnya lu pisah sama Piki saat itu"
"Ji.. kita udah kenal cukup lama, lu tuh anak yang baik, baik banget, lu bahkan jadi yang paling dewasa dia antara Fenly, Zweitson dan Piki, Ji.. ikhlas"
"Ji.. Aji yang gue kenal itu anak yang baik, Aji yang gue kenal adalah Abang yang paling di bagakan sama adeknya, Ji.. lu gak mau kan buat adek lu kecewa ?" sambung Gilang kembali
Fajri hanya berdecak kesal, bagiamana adiknya kecewa jika semua ini justru Fajri lakukan demi adiknya, begitulah kirakira pikir Fajri
"Lakuin aja yang gue minta, Shandy harus rasain apa yang gue rasain" tutup Fajri kemudian meninggalkan ruangan Gilang begitu saja
"Kenapa lu kaya gini sih Ji, Shan maafin gue" gumam Gilang yang merasa tampak putus asa
***
Kini Shandy baru saja sampai di rumah, karena info dari Sisi kalau mamahnya sudah di izinkan pulang, tapi Fenly sama sekali tidak menginfokan apapun pada Shandy
"Kenapa gak kasih tau Kaka kalo mamah udah pulang ?" Tanya Shandy ke Fenly
"Udah tau juga kan ? terus kenapa masih di permasalahin ?!" Ketus Fenly ke Shandy
"Ya iya sih, tapi kan-" belum selesai Shandy berbicara Sisi langsung berdesis
"Ssstttt! Berisik ! Kasian Tante mamah lagi istirahat" tegas Sisi kemudian pergi meninggalkan Shandy dan Fenly yang hampir berdebat
Shandy yang menyadari adanya ke anehan dari Sisi, mencoba mengejar Sisi keluar rumah, Fenly juga sebenarnya ingin, guna memperbaiki hubungannya, tapi apa daya Fenly merasa bersalah dan rasanya cukup gengsi mengejar Sisi yang selama ini selalu mengejar nya
YOU ARE READING
RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)
General Fiction📌DALAM TAHAP REVISI Sudah empat tahun berlalu, sejak kepergian Fiki serta Masuknya Shandy dan Farhan ke penajara Kini Shandy dan Farhan sudah bisa kembali menghirup udara bebas setelah mempertanggung jawabkan perbuatannya mereka, setalah empat tahu...
