Akhir Cerita.

1.9K 341 343
                                    

"Gilang mana?" Tanya Shandy pada Ricky

Ricky menoleh ke arloji nya sesaat "bentar lagi juga dateng kok, dia mau survey taman dulu katanya, ada taman deket sekolah TK nya dulu yang udah gak terawat gitu, terus dia beli, dia renovasi buat taman umum gitu" jawab Ricky

"Aneh ya orang kaya, gabut buka caffe, gabut buka taman umum" sambung Ricky kembali

Shandy sontak langsung tersenyum meski belum di beri tahu tapi Shandy yakin, taman yang di maksud Ricky adalah taman tempat dimana Gilang dan Farhan bertemu pertama kali

"Aji juga katanya bentar lagi mau dateng" ucap Zweitson

"Cie udah akur sama Aji" ejek Fenly pada Zweitson

"Gak. Siapa juga yang mau akur sama manusia sombong kaya dia, kerjaanya ngatain orang bocil terus mentang mentang punya adek dua" keluh Zweitson

"Makanya punya adek, biar gak di ledekin bocil terus" jawab Fenly

"Lu juga gak punya adek ya Fen. Jadi jangan belagu" protes Zweitson seketika membuat Fenly diam, sedangkan Shandy dan Ricky justru tertawa melihat tingkah kedua adiknya

***

Sisi tengah berjalan sendirian di koridor rumah sakit menuju ruang perawatan Shandy, posisi koridor rumah sakit yang terbuka membuat angin bebas keluar masuk dan menjadikan rambut Sisi yang tergerai terpiup tiup angin

"Ka Sisi" teriak seseorang membuat Sisi yang sebelumnya fokus kedepan menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya ke arah suara

Sisi sontak tersenyum saat melihat siapa yang kini berjalan menghampiri nya

"Kaka pasti mau ketemu Bangshan ya?" Tanya Fiki yang baru saja datang bersama dengan Fajri

Sisi menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum

"Oiya kak, aku mau balikin ini" ucap Fiki sambil menjulurkan sebuah benda kejut yang beberapa saat lalu Sisi berikan padanya dan Sisipun menerimanya kembali

"Terimakasih ya kak" sambung Fiki kembali

"Sama sama" jawab Sisi sambil memasukkan alat kejut itu ke dalam tasnya

"Emm.. Fiki ke tempat Bangshan duluan ya, Abang mau ada urusan dulu sama Ka Sisi ya" ucap Fajri pada Fiki membuat Sisi menatap bingung padanya sedangkan Fiki hanya menganggukkan kepalanya menurut dan meninggalkan Fajri dan Sisi di koridor

Selepas kepergian Fiki, Fajri dan Sisi sempat saling diam beberapa saat, Sisi yang bingung dengan maksud Fajri sedangkan Fajri yang bingung harus memulai dari mana

"Kenapa Ji?" tanya Sisi memecahkan keheningan di antara mereka

Fajri tersenyum sebentar menatap perempuan yang kini ada di hadapannya

"Makasih ya Si." Gumam Fajri smabil tersenyum, matanya tak luput dari pandangan ke arah Sisi

"Buat?" Tanya Sisi bingung

"Makasih karena waktu itu lu udah dateng ke rumah gue dan maksa gue buat tanggungjawab sama semua yang udah gue lakuin, makasih udah maksa gue ngobrol berdua sama Bangshan waktu itu, kalo aja waktu itu lu gak Dateng ke rumah gue dan gue gak ngobrol berdua sama Bangshan pasti sekarang kita semua masih terjebak di dalam kesalahpahaman, terutama Bangshan yang salah paham ke Banglang, makasih udah konciin gue, Banglang dan bangshan juga kemarin, karena lu kita semua akur lagi sekarang"

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang