ADA KAKA.

1.4K 298 108
                                    

Mamah yang mendengar kebisingan pada kamar Fenly seketika menghampiri

"Bagus. Terusin aja terusin, ribut terus, anggap aja gak ada orang tua di rumah" tegas mamah seketika menghentikan perdebatan antara Fenly dan Shandy

"Kenapa diem ? Lanjutin terus ributnya" ucap mamah lagi

"Maaf mah" pelan Shandy ke mamah

Tidak ada jawaban lebih dari mamah, mamah kemudian meninggalkan Shandy dan Fenly begitu saja

"Garagara lu" gumam Fenly kesal

"Udah malem tidur" pelan Shandy kemudian mengambil wadah berisikan air yang sebelumnya hendak Fenly ganti dengan air baru, dan meninggalkan Fenly sendirian

Tidak butuh waktu lama Shandy kembali dengan wadah berisi air dingin yang baru, dan di dapatinya Fenly sedang merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata yang masih terbuka, menatap ke langit langit kamar

Shandy memeras handuk kecil itu dan berencana menempelkannya ke mata Fenly, namun Fenly menangkisnya dan membuat handuk itu terjatuh

"Gue bisa sendiri" ketus Fenly

Shandy menghela napas berat "yakin ?"

"Ya-yakin"

Shandy tersenyum, Fenly ini memiliki sifat yang sama dengan Shandy butuh bantuan tapi gengsi

"Udah malem tidur, biar Kaka aja" lembut Shandy kembali

Tidak ada jawaban apapun dari Fenly, Fenly kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, dan mencoba memejamkan matanya yang cukup terasa panas saat ini, dan membiarkan sang Kaka mengompres matanya malam ini

Dengan telaten Shandy mengompres mata Fenly, yang perlahan kini sudah terlelap dalam tidurnya, ini bukan kali pertama seorang Shandy terjaga di malam hari untuk mengurus sang adik yang sakit

Sejak Fenly berusia 7 tahun, Shandy yang paling berperan besar dalam hidupnya, meski mereka hanya berjarak 3tahun, namun semua kebutuhan Fenly, Shandy lah yang mengurus karna mamah yang sibuk bekerja demi biaya pengobatan papah, biaya pendidikan Shandy Fenly, dan biaya menyambung hidup mereka berempat, jadi sangat tidak mungkin jika mamah masih harus mengurus Fenly

Shandy mentap haru Fenly, entah kenapa hati Shandy kini terasa begitu sedih, bukan karna ucapan atau perilaku Fenly, tapi karna menyadari Fenly sudah tumbuh dewasa dan nampak tidak lagi membutuhkannya

"Dulu kalo bangun tidur selalu nangis karena mamah udah berangkat kerja, kalo makan harus di kejar kejar, kalo malem mau tidur harus di nyanyiin" pelan Shandy sambil mengusap lembut rambut hitam kecoklatan milik adiknya

Shandy mengehela napas panjang "cepet banget gedenya nih bocil"

***

"Piki" gumam Fajri saat melihat Fiki yang tersenyum ke arahnya

Fajri berlari menghampiri Fiki dan memeluknya

"Abang jangan nangis" pelan Fiki sambil mengahapus air mata Fajri

Fajri menggelangkan kepalanya sambil terus menangis "Abang kangen sama Piki, Piki jangan tinggalin abang lagi Pik"

Fiki menggelengkan kepalanya sambil tersenyum "Piki gak pernah ninggalin Abang, Piki selalu ada sama Abang"

"Disini" sambung Fiki sambil menyentuh dada Fajri

"Piki bahagia liat Abang jadi ultraman lagi, Piki sayang sama abang"

Fajri kembali memeluk Fiki dengan sangat erat "Abang sayang banget sama Piki"

Pelukan ini terasa nyata dan begitu hangat untuk Fajri, namun entah mengapa perlahan namun pasti, seseorang yang sebelumnya berada dalam pelukannya itu perlahan menghilangkan

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang