JALUR HUKUM?

1.5K 313 201
                                    

"Fen" ujar Fajri menghancurkan keheningan Fenly yang hanya diam menatap ke arah mamahnya yang sejak tadi terus saja menatap wajah Shandy

"Nyokap lu suruh istirahat aja Fen kasian" sambung Fajri kembali yang di angguki oleh Fenly

Fenly dan Fajri kemudian melangkahkan kakinya menghampiri Maya, yang sejak tadi sama sekali tidak bergeming menatap anak sulungnya yang masih belum sadarkan diri setelah menerima beberapa jahitan pada perut tangan telapak tangannya

"Mah.. mamah istirahat aja, biar adek yang jagain Kaka, besok pagi mamah bisa lanjut temenin Kaka yah" pelan Fenly

Maya mengangguk pelan "kalo Kaka udah bangun tolong bangunin mamah yah" lirih Maya yang kini tengah mengusap lembut rambut hitam kecoklatan milik anak sulungnya

Fenly menghela napas panjang kemudian menganggukkan kepalanya sambil tersenyum "iya mah"

Maya tersenyum dan mencium dahi Shandy membuat Fenly memalingkan wajahnya spontan, setelah mencium dahi anak sulungnya Maya melangkahkan kakinya menuju sofa utama yang tersedia di ruang rawat Shandy, sebenarnya ini terasa begitu janggal bagi Fenly, jika ini gratis lantas kenapa Shandy mendapatkan ruangan yang begitu mewah, namun Fenly lebih memilih mengacuhkan itu semua dan fokus pada Shandy

Fenly kini duduk di kursi samping brangkar milik Shandy, Fenly kemudian meraih tangan kanan Shandy, tangan yang nampak masih Ter dengan cukup banyak perban karena telah menerima beberapa jahitan

Fajri yang sejak tadi hanya berdiri bersandar pada dinding dan tangan yang di lipat di dada sempat tercekat dan hampir saja berteriak pada Fenly agar tidak menyentuh tangan kanan Shandy yang masih terluka, tapi Fajri mengurungkan nya karena dia kembali ingat prihal kebiasaan kedua Kaka beradik itu

Fenly menghela napas berat, bahkan helaan napas itu terdengar di telinga Fajri

"Kenapa? Lu takut ya" tanya Fajri

Fenly mengendikan bahunya, dia sendiri pun bingung pada perasaannya kini, namun rasa sesak begitu terasa bagi Fenly kini

"gue selalu nganggep Ka Shandy itu kuat, tapi gue juga gak bisa bohong kalo gue sebenernya takut dia sakit bahkan kehilangan dia" gumam Fenly sambil menatap ke arah Shandy

Lagi lagi Fenly mengehela napas panjang sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya

"Dari kecil kalo gue sakit, Ka Shandy selalu nemenin sambil pegangin tangan gue gini sampe gue tidur"

"Gue sayang banget sama Ka Shandy, tapi gue gak tau dia beneran sayang sama gue atau enggak, kadang gue ngerasa dia terlalu egois, kadang dia terlalu cuek, bahkan dia gak pernah bilang sayang sama gue, padahal kan gue adeknya" sambung Fenly

"Setiap orang punya cara sendiri buat menyayangi Fen, mungkin dia gak pernah bilang sayang sama lu tapi dia selalu jagain dan lindungin lu kan?"

"Lu juga selalu jagain dan lindungin Piki, tapi lu tetep bilang ke Piki kalo lu sayang sama dia. Ka Shandy gak pernah Ji"

Fajri menghela napas panjang mendengar ucapan Fenly

"Tapi dia gak pernah gagal jagain lu Fen. Sedangkan gue? Gue gagal, bener bener gagal Fenly." tekan Fajri

"Setiap orang menyayangi dengan cara yang berbeda Fen. Lu gak bisa ngebandingin gitu, mungkin dia emang gak bisa setiap saat ngomong sayang ke lu sama kaya gue yang selalu ngomong sayang ke Piki, tapi percaya sama gue. Dia sayang banget sama lu" sambung Fajri kembali

Fenly hanya menganggukkan kepalanya pelan, Fenly percaya jika Shandy juga menyayanginya tapi ada satu waktu dimana Fenly ingin mendengar langsung itu dari Shandy

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now