"HALAH! MENDING TANTE CARI COWOK AJA DEH, TERUS NIKAH PUNYA ANAK DAN URUS ANAK TANTE SENDIRI, STOP URUSIN URUSAN AJI!!!" Tegas Fajri pada Luna
"Ide yang bagus, gimana kalo kamu cari pacar, umur kamu juga udah layak kok buat jalin hubungan, Tante yakin kamu pasti bisa berdamai sama keadaan, kalau ada perempuan di samping kamu"
"Tante gak berhak atur atur Aji!"
"Berarti Aji juga gak berhak dong atur atur Tante ?"
Fajri berdecak kesal, Fajri ingin sekali memaki dan mencabik wanita yang di hadapannya kini, tapi kenapa wanita itu selalu berhasil buat Fajri kalah
"Kamu udah terlalu jauh Fajri, Tante tau kamu terluka, Tante tau kamu sedih, tapi bukan berarti kamu lakuin semua ini, kamu merugikan orang lain namanya"
"Tante sayang sama kamu, kamu udah seperti anak Tante sendiri, dan Tante gak mau kamu terus terusan seperti ini" sambung Luna sontak membuat Fajri tersenyum smrik
"Halah gak usah so baik! Tante lupa dulu Tante juga mau pisahin Aji sama Piki ?! Tante, nenek dan mamah tuh sama, sama sama Munafik !"
Luna sontak tertawa membuat Fajri semakin merasa kesal, ayolah di mata Fajri, Luna tidaklah lebih dari seorang wanita gila
"Oke, oke Tante salah saat itu, Tante minta maaf, tapi nyatanya Tante gak pisahin kalian berdua kan ?" Tidak ada jawaban dari Fajri
"Tante dan nenek kamu memang salah, tapi itu rasanya hal yang wajar karena kami tidak terima kalau mamah kamu di khianati papah kamu, dan kami melampiaskannya pada Fiki, ya memang salah, tapi Fiki tetap aman kan ? Dia tetep hidup dan tumbuh bersama kamu ?" Lagi lagi tidak ada jawaban dari Fajri
Luna menganggukkan kepalanya, mencoba mengerti jiwa muda dan pikiran kekanakan anak laki-laki yang ada di hadapannya kini
"Kamu boleh marah sama tente dan nenek kamu soal perlakuan kami berudua pada Fiki dulu, tapi kamu gak bisa marah sama mamah kamu karena mamah kamu udah berkorban dan terluka banyak untuk Fiki"
"Berkorban apa ? Mamah tuh gak pernah sayang sama Piki! Bahkan mamah gak sedih saat Piki pergi"
"Apa yang kamu gak lihat bukan berarti gak terjadi tuan muda"
"Oke Tante cerita sedikit, tante sama mamah kamu udah kenal sejak lama, bahkan sebelum mamah kamu kenal papah kamu, mamah kamu orang yang baik dan sangat berjasa buat Tante bahkan keluarga tente, Tante seneng banget pas tau mamah sama papah kamu bakalan nikah, Tante pikir mamah kamu bakalan bahagia, Tante sayang sama mamah kamu, layaknya sayang sama Kaka kandung Tante sendiri, Tante mau liat mamah kamu bahagia dan gak mau liat dia sedih"
"Awalnya semuanya berjalan baik baik aja, lebih tepatnya terlihat baik baik aja, waktu itu jam 11 malam, umur kamu bahkan belum genap empat puluh hari, Tante inget banget, mamah kamu maksain kerja sambil gendong kamu, waktu itu Tante sampe nginep di rumah kamu, karena kerjaan lagi padat padatnya"
"Tiba-tiba pulang, laki laki gak tau diri itu pulang setelah berhari hari gak pulang, dan kamu tau apa yang laki-laki gak tau diri itu bawa ?" Tanya Luna yang tidak mendapatkan jawaban dari Fajri
Luna menghela napasnya panjang, dia masih ingat betul kejadian 20 tahun yang lalu itu
"Anak. Papah kamu pulang dengan membawa seorang anak laki-laki di gendongannya, sambil bilang kalo itu adalah anaknya"
"Apa kamu tau perasaan mamah kamu saat itu ? Hancur Ji! Marah, kecewa, sedih jadi satu"
"Tante dan nenek kamu gak kalah hancur saat itu, ya kami memang salah sangat salah, melampiaskan semua ini pada Fiki, yang kenyataan dia adalah korban sebenarnya dalam cerita ini"
YOU ARE READING
RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)
General Fiction📌DALAM TAHAP REVISI Sudah empat tahun berlalu, sejak kepergian Fiki serta Masuknya Shandy dan Farhan ke penajara Kini Shandy dan Farhan sudah bisa kembali menghirup udara bebas setelah mempertanggung jawabkan perbuatannya mereka, setalah empat tahu...
