"Aji ikut Sisi yuk" ucap Sisi sambil meraih salah satu tangan Fajri
Fajri dengan cepat melepaskan pegangan tangan Sisi menggelangkan kepalanya
"Gue masih mau disini, adek gue lagi ulangtahun masa gue tinggalin"
"Ayo ikut Sisi cuma sebentar kok"
"Kalo lu mau pergi, lu pergi aja sendiri"
"Ih gak bisa harus sama Aji, soalnya Sisi mau rayain ulangtahun Piki, sekalian mau kasih hadiah buat Piki"
Fajri seketika menoleh ke arah Sisi
"Hadiah apa ?"
"Udah Aji ikut aja, percaya sama Sisi, hadiah ini bakalan buat Piki bahagia"
Sisi kemudian menarik tangan Fajri kembali berusaha membuat Fajri bangkit.
"Bentar" ucap Fajri saat Sisi menarik tangannya
"Pik.. Abang pergi dulu ya sebentar, nanti Abang balik lagi, Abang janji, kita bakalan rayain ulangtahun Piki bareng bareng lagi" pelan Fajri
***
"Syukur deh ada Sisi, si Aji jadi ada temennya, lu gak cemburu kan Fen ?" Tanya Zweitson
Dengan cepat Fenly menggelangkan kepalanya "ya enggaklah ngapain cemburu"
"Kasian Aji, semoga tuh bocil bisa bikin Aji berdamai sama keadaan" gumam Ricky
Gilang mengangguk "semoga Sisi bisa bawa Aji kembali kaya dulu, dan gak Dateng ke dunia gelap, dunia dimana seorang Aji gak seharusnya ada disitu" ucap Gilang
Perasaan marah dan cemburu Fenly seketika bergelut dengan rasa bersalahnya, jika saja Fiki tidak menolongnya saat itu, mungkin Fajri tidak sehancur ini.
"Gue yang cuma mantan napi gini mana pantes sama lu Si.., wajar banget kalo lu lebih milih Aji yang masa depannya jauh lebih terjamin dari pada gue" batin Shandy
***
"Mba take away ya 40, menu yang paling sepesial" ucap Sisi ke salah satu pelayan tempat makan
"Sisi gak kesurupan kan ? Ngapain lu pesen makanan segitu banyaknya"
"Udah Aji diem aja, tugas Aji cuma bayar tagihan aja oke"
Fajri hanya menggelengkan kepalanya, kenapa dia harus terjebak dengan perempuan gila seperti Sisi, bukan karena soal tagihan tapi karena ke anehannya, untuk apa pesan makanan sebanyak itu.
Selesai memesan makanan Sisi mengajak Fajri ke salah satu panti asuhan, tubuh Fajri langsung gemetar hebat saat melihat panti asuhan itu, Fajri sangat ingat saat dimana dia menangis karena neneknya ingin menaruh Fiki ke panti asuhan.
"Aji kenapa ?" Tanya Sisi yang melihat wajah Fajri seketika pucat
"Gue gak bisa, gue gak bisa" gumam Fajri dengan wajah seperti orang ketakutan.
Sisi menggenggam salah satu tangan Fajri "demi ulangtahun Piki" pelan Sisi
Fajri menghela napas panjang sebelum akhirnya dia menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Sisi masuk ke dalam panti asuhan.
"Assalamualaikum" ucap Sisi yang langsung di sambut dengan beberapa anak anak panti yang nampaknya cukup akrab dengan Sisi.
"Ini ada makanan enak buat kalian dari om Fajri" ucap Sisi sambil menunjuk ke arah Fajri dengan lirikan matanya.
YOU ARE READING
RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)
General Fiction📌DALAM TAHAP REVISI Sudah empat tahun berlalu, sejak kepergian Fiki serta Masuknya Shandy dan Farhan ke penajara Kini Shandy dan Farhan sudah bisa kembali menghirup udara bebas setelah mempertanggung jawabkan perbuatannya mereka, setalah empat tahu...
