MAAFIN GUE

1.6K 313 136
                                    

"Tapi bukan saya yang lakuin ini semua Tante" tegas Gilang seketika

"Saya tidak pernah bilang ini semua ulah kamu, tapi saya tau benda itu milik kamu, jadi sekarang bisa biarkan saya berbicara terlebih dahulu tanpa kamu potong pembicaraan saya?" ucap Luna

Gilang mengangguk pelan "i-iya maaf Tan"

Fajri menatap Luna tak percaya, bagaimana mungkin jika bukan Gilang pelakunya, jika di pikir dengan logika Gilang adalah orang yang paling mungkin menjadi tersangka dalam kasus ini

"Pihak kepolisian sudah melakukan pengecekan secara detail pada sidik jari yang tertinggal pada pisau itu, dimana pada akhirnya pihak kepolisian memutuskan bahwa Raka adalah pelaku penikaman pada Shandy malam kemarin"

"Hah? Gak mungkin." tegas Gilang seolah tidak percaya

"Jadi kamu meragukan kinerja saya dan kepolisian?" tanya Luna

"B-bukan gitu, tapi saya yakin kalo Raka gak akan sejahat itu, Raka emang brandal tapi dia gak jahat" kekeh Gilang

Luna menjulurkan ponselnya hingga ke arah Gilang, membuat Gilang dapat menatap dengan detail apa yang tergambar pada layar ponsel Luna, dimana ada Raka yang sedang di bawa pihak kepolisian persis di caffe nya tanpa perlawanan sedikitpun

"Sekarang kamu percaya?" tanya Luna pada Gilang

Gilang hanya diam tanpa menjawab dia sendiri masih tidak mengerti kenapa Raka bisa melakukan itu semua, yang Gilang tau Raka adalah orang yang baik, dan bahkan Raka  berteman baik juga pada Shandy

"Saya tidak tau seberapa pentingnya benda itu buat kamu, tapi dari penuturan yang Sisi berikan pada saya, bahwa kamu meletakan benda itu pada kotak kaca di kitchen caffe kamu, sudah bisa di pastikan bahwa itu adalah benda yang sangat penting untuk kamu, jadi jika kamu masih mau benda itu, kamu bisa ambil di kantor polisi yang menangani kasus ini, sekaligus kamu selesaikan apa yang seharusnya kamu selesaikan pada orang yang sudah kamu percayai itu" ucap Luna yang di jawabi anggukan pelan oleh Gilang

Luna menghela napas panjang kemudian menatap ke sekitar "ruangan yang bagus" ujar Luna sambil melirik ke arah Fajri

Mata Fajri sontak membulat, Fajri yakin jika Luna pasti tau jika Fajri yang sudah membayar biaya perawatan Shandy, sebenarnya ini bukan masalah, hanya saja Fajri khawatir jika Luna mengatakan itu pada Shandy ataupun Fenly, sudah pasti dua Kaka beradik itu akan merasa di rendahkan harga dirinya

"Yasudah saya rasa sudah tidak ada keperluan lebih saya disini, jadi saya pamit pergi, terimakasih untuk kerjasamanya selamat sore" ucap Luna kembali kemudian meninggalkan ruang perawatan Shandy begitu saja

Fenly dan Sisi yang merasa cukup kagum pada Luna sontak menganga dan menggelengkan kepala mereka pelan, seolah tidak bisa berbicara apapun lagi pada Luna

Sedangkan Fajri justru mengejar Luna keluar, guna mengucapkan terimakasih pada perempuan yang sudah di anggapnya sebagai keluarganya sendiri itu

***

"Tante.." teriak Fajri menghentikan langkah kaki Luna, dan membuat Luna membalikkan tubuhnya hingga kini menatap Fajri

"Kenapa?" Tanya Luna dengan tangan yang di lipat pada dadanya

"Terimakasih Tante, Aji sayang banget sama Tante" pelan Fajri sontak membuat Luna tersenyum

"T-tapi Tante tau dari mana kalo temen Aji di rawat disini? Kan Aji belum sempet kasih tau Tante tadi" sambung Fajri kembali

"Rekening koran. Satu yang harus kamu ingat, kamu sangat mirip sama mamah kamu, dimana kalian akan dengan mudahnya mengeluarkan dana untuk orang sekitar kalian, dan benar saja, kamu benar melakukan pembayaran secara menyeluruh untuk teman kamu" Jawab Luna membuat Fajri langsung menundukkan kepalanya

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang