ZWEI!

1.8K 309 270
                                    

"Assalamualaikum" ucap Maya yang baru saja datang bersama Sisi yang membantunya membawa beberapa kantung belanjaannya

"Waalaikumsalam" jawab Ricky dan Zweitson yang kini sudah bangkit dari duduknya secara bersamaan

"Kok cuma berdua? Shandy sama Fenly nya kemana?" Tanya Maya dengan senyum khas nya

Zweitson hanya diam dan menoleh ka Ricky

"Di kamar Tan" jawab Ricky pelan

Maya mengerutkan dahinya, meskipun Ricky dan Zweitson sepupu mereka, bukankah tetap tidak sopan jika di tinggal begitu saja

"Tadi papah kesini jenguk Fenly, terus ketemu Bangshan" sambung Ricky kembali dengan nada suara menurun

Maya menghela napas panjang, mendengar ucapan Ricky, prihal sikap adik iparnya pada anak sulungnya itu bukanlah sebuah rahasia lagi

"Ricky tolong bantuin Tante ya, belanjaannya pindahin ke dapur, kasian Sisi udah cape, Tante ke Shandy dulu sebentar" ucap Maya yang di angguki Ricky

"Sini Si biar gue aja" ucap Ricky sambil mengulurkan tangannya mengambil beberapa kantung belanja yang ada di tangan Sisi

"Makasih Ka Ricky" pelan Sisi yang di angguki oleh Ricky

Maya kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar Shandy, kamar yang tidak dapat tertutup rapat karena bagian pintunya sudah tidak lagi sempurna

Maya menghentikan langkahnya saat mendapati Shandy dan Fenly yang saling berpelukan, baju bagian bahu Fenly terlihat basah karena air mata Shandy, sedangkan Shandy masih dengan mata yang terpejam dan mulut yang seolah terkunci rapat guna menahan tangisnya

"Mamah harus apa kak? Mamah juga gak tega Kaka di salahin terus, tapi mamah bisa apa, prihal sikap orang lain itu di luar batas kemampuan mamah" lirih Maya dalam batinnya

Maya mengehela napasnya panjang bersamaan dengan bulir air mata yang tidak bisa di tahan, Maya masih ingat betul saat Shandy yang masih berusia 12 tahun di dorong dan di teriaki sebagai si pembuat masalah oleh adik iparnya, Shandy masih kecil saat itu, tapi sudah di salahkan atas kesalahan yang dia sendiri tidak tau dan mengerti kenapa

Maya menarik kembali pintu kamar Shandy yang sebelumnya dia dorong sedikit, dan membiarkan Shandy melepaskan tangisnya pada Fenly, yang dia tau, bagaimanapun luka Shandy penyembuhannya adalah Fenly, begitupun sebaliknya

***

Zweitson menatap sinis ke arah Sisi yang kini berdiri di hadapannya

"lu bisa stop bertingkah sok baik? gue tau kok lu baik sama tante gue cuma karena caper kan sama Bangshan" ketus Zweitson seketika membuat Sisi cukup tercekat

Sisi menggelengkan kepalanya pelan "Sisi gak ada niat so baik ataupun caper, Sisi tadi gak sengaja ketemu Tante mamah di jalan, Tante mamah itu baru aja selesai operasi Zweii. ada jaitan di bagian perut nya yang dimana gak seharusnya Tante mamah angkat ataupun melakukan hal berat karena bisa buat bekas jaitanya kerasa sakit atau bahkan efeknya bisa buat Tante mamah demam tinggi, Sisi bener bener gak ada maksud caper"

"gak usah ngarang, gue tau tante gue kok, selama ini dia sehat sehat aja tuh"

Sisi hanya berdecak kesal mendengar ucapan Zweitson, yang nampak keras kepala ini

"Denger ya Sisi, gue gak akan pernah biarin lu sakitin Fenly" tegas Zweitson membuat Sisi semakin bingung

"Lu pacaran sama Fenly tapi lu godain Bangshan. Lu bikin mereka ribut sampe akhirnya Fenly kabur dan di culik, dan Banghan sekarang pergi karena nyelametin Fenly, dan bahkan gue hampir di penjara karena itu."

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Where stories live. Discover now