Pertanggungjawaban.

1.6K 297 151
                                    

"gak ada uang sepeserpun keluar untuk biaya perawatan makam, terus siapa yang bayar biaya perawatan makam selama ini ?" Gumam Fajri

"Gue semakin curiga, siapa Al sama Fiki sebenernya"

***

Jam kini sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, dan Gilang masih sibuk bermain ponselnya di ruang tamu Farhan, setelah sebelumnya Gilang menikmati sarapan yang di siapkan mami nya Farhan

"Perasaan gue makin gak enak aja, Fen lu kenapa sih" keluh Gilang dalam batinnya

Gilang sejak tadi terus saja berusaha mengalihkan perhatiannya agar tidak mengingat Fenly, namun sulit, lagi dan lagi Gilang selalu saja teringat Fenly dan ada rasa sedih mendalam di hati Gilang saat ini, entah hanya rindu atau ada firasat lain

"Ngapah lu ?" Tanya Farhan sambil menatap bingung pada Gilang yang wajahnya sudah di lipat dua belas

"Gue kepikiran Fenly terus Han, gue takut Fenly ga baik baik aja"

"Lu cuma kangen sama dia Lang" jawab Farhan mencoba menenangkan

"Lagian sekarang ada Shandy, Shandy gak bakalan biarin Fenly kenapa kenapa, udah jangan di pikirin terus, mending kita main PS" sambung Farhan lagi sambil memberikan satu stik PS pada Gilang

Gilang berdecak kesal "Han.. gue mau kerumah Shandy Han" tekan Gilang

"Gak usah macem macem Gilang, lu tau kan mereka udah benci banget sama lu, jadi gak usah sok ngide buat dateng ke sana, percuma! Mereka juga gak bakalan ngehargain lu"

"Gue cuma pengen mastiin kalo Fenly baik baik aja Han" lirih Gilang seketika

"Kalo aja kemarin gue gak gegabah, mungkin ini semua gak kejadian, gue bego banget ya Han" lirih Gilang kembali

"Lang udah deh gak usah nangis, muka lu jelek banget kalo nangis gak ada aesthetic nya" ucap Farhan mencoba menghentikan sahabat kecilnya menangis

Bukan tidak perduli pada Gilang yang sedih, justru itu karena Farhan terlalu menyayangi Gilang dan dia akan ikut menangis tiap kali melihat Gilang menangis

***

Shandy dan Raka kini masih berada di taman menunggu seorang penerima barang untuk melakukan transaksi, Raka sebenarnya bisa saja meninggalkan Shandy dan membiarkannya transaksi sendirian, tapi Raka masih tidak yakin pada Shandy, terlebih pembelinya pasti orang yang linglung dan tidak nyambung di ajak bicara, bisa bisa pembelinya di pukul habis-habisan dengan Shandy

"Nah itu orangnya ayo" ujar Raka dengan pelan

Raka segera menghampiri orang tersebut bersama dengan Shandy di sampingnya

"Kok cuma dua ?" Protes laki-laki yang membeli barang pada Raka

"Bukanya lu cuma minta dua ?" Tanya Raka pada laki-laki tersebut

"Gue minta empat! Em-pat, kalo cuma dua gue gak mau bayar" jawab laki-laki itu kemudian mengantongi barang dan pergi begitu saja

Raka dan Shandy segera mengejar laki laki itu guna meminta bayaran atas barang yang sudah di ambilnya

Namun sepertinya laki-laki itu sedang hilang kesadarannya, laki-laki itu tidak sepenuhnya sadar, laki-laki itu langsung menarik kerah baju Raka, Shandy yang berada di samping Raka langsung menangkis tangan laki-laki yang mencengkram baju Raka

RUMAH TANPA ATAP 2 (cerita dari pilar yang telah runtuh)Onde histórias criam vida. Descubra agora