BAB 5 [Bengkel Iqbal]

136 22 2
                                    

"Iqbal, hapenya masih rusak, ya?"

Eno terkekeh membaca salah satu surat yang dikirim Jingga hari ini. Iqbal yang sedang memperbaiki motor pelanggan bapaknya berhenti fokus dan menunduk sedang berpikir.

"Buang aja," ucap Iqbal, laki-laki itu berdiri dari duduknya dan mengambil botol oli.

Eno memperbaiki kacamatanya dan menggelengkan kepalanya. "Gue belum selesai baca suratnya, surat pagi dan sore tadi yang gue curi dari laci lo seru juga. Gak sia-sia gue intipin Jingga waktu pulang sekolah tadi."

"Kenapa lo begitu tertarik sama Jingga?" Iqbal bertanya, lalu tertawa kecil, laki-laki itu duduk kembali dan menuangkan oli itu pada mesin motor pelanggan bapaknya hingga terisi penuh.

"Gak tahu dan ngomong-ngomong soal hape ... kapan lo berniat perbaiki hape lo, Bal?"

Iqbal mengangkat kedua bahunya. "Gue gak sempet ke konter."

"Lo gak kasihan sama Jingga, Bal?"

"Lah? Kasihan tentang apa lagi?" Iqbal merasa tidak pernah menyakiti Jingga.

Ditambah laki-laki juga berusaha menghindar agar tidak terus-terusan bertemu dengan Jingga, agar gadis itu bisa sadar dan tidak berharap begitu banyak tentang laki-laki itu.

Dirinya juga sudah pasti tidak akan pernah membalas perasaan Jingga sampai kapan pun.

"Kasih kesempatan, Bal. Dia seharian nge-chat gue nanyain lo. Disuratnya juga Jingga begitu peduli sama lo. Oh, iya ...."

Eno merogoh kantong celana seragam coklatnya, Eno tidak sempat menggantikan seragam pramuka sekolahnya pulang sekolah tadi dan malah menempatkan dirinya di bengkel Iqbal, sekadar mengisi gabut sorenya.

"Lebay, baru juga pagi tadi gue sama lo ketemu dia."

"Hati wanita itu rumit dan lo sebagai laki-laki harus memahami itu. Contohnya gue, gue selalu menghargai setiap wanita."

"Gak dulu, makasih!" tolak Iqbal.

Eno tergelak menggeleng kepalanya melihat Iqbal yang begitu keras kepala, lalu menemukan benda yang ia cari di kantong celananya.

"Jingga ngasih ini bersamaan surat."

Iqbal menghampiri Eno dan duduk di sampingnya.

"Lap dulu tangan lo, njing!" teriak Eno jengkel saat melihat tangan Iqbal yang terlihat hitam.

Iqbal terkekeh geli dan mengambil lap di dekatnya dan melihat barang yang Eno pegang.

"Itu apa?"

"Flashdisk," jawab Eno singkat dan menyerahkan pada Iqbal.

"Hape gue kan, rusak. Laptop juga gak ada, Emang buat apa?"

"Gue gak tahu. Mungkin ada something special, pake hp gue aja liatnya."

Eno tersenyum lebar, dirinya juga penasaran.

"Gak ada petunjuk dan cuma dikasih flashdisk kecil?" tanya Iqbal mulai penasaran.

"Kayaknya Jingga mau nyuruh lo denger lagu, deh," tebak Eno.

Hey! I Just Want You!Where stories live. Discover now