BAB 32 [Salah Paham]

87 12 0
                                    

Kaki jenjang itu berdiam ditempat melihat layar ponselnya, ia melihat teman-teman angkatan dan adik kelasnya sedang membicarakan dua orang yang menggemparkan satu sekolah di dunia maya.

Dia Karin, gadis yang dijuluki putri sekolah, karena banyak menyumbangkan prestasi dan fotonya yang sering menjadi model majalah dan banner sekolahnya.

Gadis itu sudah menduganya, Iqbal merupakan salah satu diantara dua orang yang sedang dibicarakan hangat oleh satu sekolah.

Selama liburan semester seluruh sosmed dan keberadaan Iqbal seolah lenyap, gadis itu tak bisa menemukan Iqbal di manapun, Seira sahabatnya yang ingin bertemu pemuda itu saja tidak bisa.

Iqbal menghilang, membuat Jingga pasrah, Eno pun sama laki-laki ikut hilang seolah dua orang itu tidak ingin Jingga merusak hidup mereka.

Fani yang berlari dan berteriak memanggil Jingga membuat gadis itu menoleh ke belakang.

"Gue udah pesenin makanan di kantin, ayo Je!" Fani menarik tangan Jingga, membuat gadis itu mengangguk lemah.

Ia memaksa senyum dan mengikuti Fani. Fani mendengus dan berusaha menarik tubuh Jingga yang sejak tadi pasrah dan langkahnya yang berat.

Mereka berjalan melewati koridor banyak orang masih membicarakan kedekatan Karin dengan siswa bergelar juara umum di angkatan MIPA.

"Aw!" ringis Jingga, gadis itu menabrak lengan seseorang.

Ia mendongak dan menatap seseorang itu.

Fani yang merasa tarikannya berat menarik napasnya dan hendak memarahi gadis itu.

"Lo ken-apa, Je ..." Fani ikut terkejut, memandang Iqbal.

Jingga dan Iqbal saling menatap satu sama lain, pemuda itu hanya diam.

"Maaf," ujar Jingga. Setelah mengatakan itu, gadis itu menarik tangan Fani dan membawanya melangkah cepat, ia berusaha menghindari tatapan Iqbal kepadanya.

"Ternyata lo di sini!" Eno hendak merangkul pundak Iqbal, tapi laki-laki itu malah berbalik memandang punggung gadis yang baru saja menabrak lengannya.

"Gue seneng," ujar Iqbal, membuat kerutan pada dahi Eno tercetak jelas.

"Seneng kenapa lo?"

"Jingga ngehindarin gue."

***

Karin mengangguk dan tersenyum saat beberapa temannya menanyakan pertanyaan yang sama setiap menitnya. Gadis itu harus bersikap anggun dan ramah di depan banyak orang meskipun itu sangat melelahkan.

Dara salah satu teman sekelasnya menepuk pundak Karin. "Jadi ke kantin, Kar?"

"Jadi." Gadis itu bangun dari bangku duduknya dan membereskan beberapa alat tulisnya.

"Traktir gue, ya!" Dara terkekeh.

Karin yang mendengarnya mengangguk. "Buat lo yang jomblo apa sih, yang gak?"

"Anjir mentang-mentang udah punya pawang," cibir Dara.

"Hahahaha." Karin tertawa, diikut Dara.

"Ayo, Kar. Keburu ramai."

"Oke."

***

Perundungan terjadi antara dua orang gadis dan seorang pemuda. Jingga dan Fani yang sedang fokus memilih tempat duduk yang strategis dikejutkan adegan tak mengenakan.

Keduanya mendekat dan menutup mulut tak percaya saat pemuda berpostur pendek dan kurus tersiram es teh. Jingga yang tidak tega melangkah cepat dan berusaha menghentikan dua orang gadis yang tertawa puas.

Hey! I Just Want You!Where stories live. Discover now