BAB 22 [Masalah Fani]

69 14 0
                                    

"Iya, sampai kapanpun."

Sejak awal Karin seharusnya tidak mempercayai ucapan Iqbal yang mengeluarkan bualan sampah dari mulutnya, gadis itu mencengkeram tangannya saat memandangi dua orang saling terjatuh menatap satu sama lain.

Gadis itu berdecih dan melangkahkan kakinya mundur, dirinya benar-benar membenci janji laki-laki itu dan ucapan yang tak ada gunanya lagi bagi Karin.

Bagaimanapun Jingga harus mendapatkan sesuatu yang pantas untuk ia dapatkan.

***

"Mau lo apalagi?" Goza menatap Fani yang berdiri sambil bersilang dada, gadis itu tersenyum lebar seolah ada satu kebenaran yang akan menghancurkan laki-laki di depannya.

"Lo terlalu naif Za," ujar Fani, kemudian menatap sinis.

Goza yang asik menikmati alunan musik barat sambil menghisap sebatang rokok menghela napasnya. Dirinya kemarin sudah meminta maaf kepada gadis di depannya ini dengan penuh ikhlas, sekarang gadis itu harus mengusik kehidupan dan ketenangannya.

"Mau lo apa sih, Fan? Gua udah turutin kemauan Jingga, gue dengan rela minta maaf sama lo padahal posisinya gue sama lo cuma sekedar deket doang gak lebih.'

Mendengar itu Fani murka, gadis itu mendekat dan menarik putung rokok yang hendak dihisap Goza.

"Gue mau elo," ucap Fani, membuat Goza menatap wajah gadis itu lekat.

Goza tertegun, lalu tertawa.

Fani yang mendengar tawa Goza menatap bingung.

"Cewek murahan ternyata," ungkap Goza. Dirinya berdiri.

Diiringi lagu barat membuat keduanya saling bertatapan dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Lo mau gue perkosa?"

/Plak!

Fani sontak menampar Goza. Goza yang mendapatkan tamparan memalingkan wajahnya ke samping dan meringis.

"Tolol!" teriak Fani. Gadis itu melempar bukti video yang dikirim Jingga pagi tadi kepadanya, membuat Goza mendesis, Jingga mengkhianati janjinya.

Fani tidak peduli ponselnya rusak, karena lemparan itu. Terpenting gadis itu sudah meluapkan segala rasa perihnya dalam satu tamparan. Goza membuatnya menjadi perempuan murahan.

"Gue mau lo berubah, Za!"

Goza mengambil ancang-ancang untuk memegang lengannya langsung ditahan oleh Eno, laki-laki itu ternyata bersamanya.

"Gue kasihan sama lo."

Goza yang mendengarnya tertawa dan menarik tangannya yang dipegang Eno dengan kasar.

"Yang harus dikasihani itu cewek di samping lo ini. Belum jadian aja udah ngerasa diselingkuhi apalagi gue pacaran sama dia, untung belum gue apa-apain, najis."

"Bener kata Fani, lo tolol."

Fani mengelap air matanya. "Udah, No. Gue pikir dia bakal berubah dengan gue datang ketemu nyatanya gak, gue nyesel gak nurut apa kata Jingga kemarin."

Eno mengangguk. "Udah puas, Fan?"

"Lebih dari itu." Gadis itu tersenyum, Eno ikut merasa lega, ia ingin mengajak Fani pergi, tapi berhasil membuat amarah Goza memuncak.

Laki-laki itu menarik Fani kencang dan menggores satu luka di telapak tangan gadis itu dengan pisau lipat di sakunya.

Fani histeris. Eno yang melihat kejadian itu terkejut dan sontak mendekat, tapi Goza menggeleng kepalanya agar laki-laki di depannya tidak mencoba untuk membantu gadis itu.

Hey! I Just Want You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang