BAB 19 [Ancaman]

87 16 0
                                    

"Melepaskanmu dengan cara apapun akan terasa sia-sia, satu-satunya caranya adalah memperjuangkan dirimu hingga satu kata "lelah" terucap dari hatiku yang patah."

***

"Bal!" Untuk kesekian kalinya, Jingga yang harus melakukannya dan melupakan kodratnya sebagai perempuan. Gadis itu berusaha mengejarnya dengan langkah panjang bersama satu tas.

"Bal! Dengerin gue dulu!" Iqbal menghela napasnya.

"Gak perlu," balas laki-laki itu. Dirinya tak punya cukup waktu. Dirinya punya kesibukan di rumahnya, hari ini setelah pulang sekolah Iqbal harus membantu bapaknya di bengkel.

"Bal, kasih kesempatan gue ngomong sama lo!" ucap Jingga, gadis itu benar-benar khawatir.

"Bal!" Langkah gadis itu semakin panjang dan menarik tangan Iqbal agar ia mau mendengarkan Jingga.

"Kasih kesempatan gue yang terakhir kali, Bal!" Jingga menghela napasnya dan berusaha memohon.

Iqbal berbalik dan menoleh pada tangannya yang dicegat oleh Jingga.

"Lo mau nyatain cinta lagi ke gue? Gue udah puas, Je. Bahkan kepuasan ini yang nyiksa gue tiap saat!"

Jingga menggeleng kepalanya, dirinya tidak ingin membahas tentang rasa cintanya sekarang, ada yang lebih penting daripada itu, membuat Iqbal diam sejenak.

"Apa? Gue gak punya banyak waktu ngeladenin lo, Jingga."

Jingga tersenyum dan melepaskan tangannya dari lengan Iqbal, kemudian menarik kedua sudut bibirnya tipis, ia harus berbicara pelan dan tenang.

"Gue boleh minta satu hal sama lo?'

Iqbal menaikkan satu alisnya, membuat Jingga bertambah gugup.

"Gue tahu ini bakal buat lo marah, Bal. Gue minta jauhin Karin, ya?"

***

"SIALAN!" satu teriakan begitu lantang terdengar hingga ruang ujian Jingga dan teman-temannya.

Karin yang hendak pulang dengan keadaan sepi terkejut mendengar suara tak asing itu, dia berdiri dan melangkahkan kakinya keluar.

Di sana sudah ada Jingga dan satu pemuda yang tak lain dan tak bukan adalah sepupunya, Goza.

"Lo mau apain, hah?!" Goza berteriak sambil meraih kedua pundak Jingga dan berusaha untuk tidak kalut.

Jingga yang berdiri tanpa rasa takut menyunggingkan senyumnya.

"Jangan kira gue diem bakal diem gitu aja," ucapnya pelan, gadis itu memamerkan layar ponselnya pada Goza.

"Satu klik video ini bakal ngerusak citra keluarga terhormat lo, Za."

***

Karin mengejar Jingga yang melangkahkan kakinya melewati koridor, gadis itu menarik lengan Jingga, membuat Jingga tersentak berbalik arah.

"Lo mau apa, sih?!" tanya Karin benar-benar kesal dengan sikap Jingga kepada Goza.

"Gue mau Goza minta maaf," jawab Jingga penuh keseriusan, gadis itu harus memberikan pelajaran penting agar tidak ada laki-laki manapun yang akan berpikir perempuan itu lemah.

"Emang dia punya sama lo, Je? Jangan keterlaluan, gue bisa aja ngusir lo dari sekolah ini!"

Jingga yang mendengarnya mengangguk. "Lakuin aja."

Hey! I Just Want You!Kde žijí příběhy. Začni objevovat