BAB 61 [Leo]

57 11 4
                                    

"It's okay, breaking a heart that was accidentally broken by you, what's not allowed is just breaking a heart on purpose."

***

Suara candaan menggelora, beberapa orang dengan aktivitas makan, memesan dan menerima makanan menjadi hal biasa. Jingga suka, karena tempatnya ramai, membuat warga sekolah bisa ia lihat. Dirinya tidak bisa membayangi beberapa bulan lagi adalah hari kelulusannya.

Jingga dengan wajah tersenyumnya beberapa kali menyapa Eno dan juga Iqbal yang sempat bolak-balik melewati meja mereka untuk memesan makanan.

Iqbal ikut membalas senyuman dari Jingga, dirinya mengurungkan niat untuk tidak duduk di samping Jingga, karena Karin sudah menunggu di meja lain, sedangkan Eno, pemuda itu sempat singgah dan mengobrol sebentar.

"Hai, Je. Gimana sehat?"

"Sehat gue."

Mendengar itu Eno tersenyum dan menoleh ke samping dan melihat wajah Fani yang super galak.

"Apa lo?!"

Eno terbatuk kecil dan menggeleng, kemudian ia kembali menoleh pada Jingga.

"Gue ke kelas dulu, Je. Ada tugas fisika yang belum gue kerjain."

Jingga mengangguk dan mengacungkan jempolnya.

"Gue pamit, Fan."

Eno langsung pergi buru-buru, membuat Jingga bertanya-tanya.

"Fan, tumben banget Eno gak sama Iqbal makannya."

"Ada Karin. Gak ada yang mau jadi obat nyamuk."

Jingga mengangguk mengerti. "Muka lo biasa aja, Fan."

Fani menggeram. "Gue kesel sama lo."

"Kenapa?"

"Batalin janji lo sama Leo. Firasat gue nggak enak."

"Gak bisa."

"Je, gue dah bilang kemarin! Leo nggak usah lo ladenin!"

Jingga berdecak. "Emang kenapa?" tanya gadis itu, pasalnya selama ia kenal Leo adalah pemuda yang baik, dulu waktu mereka duduk di kelas 10, Leo kedapatan membawa makanan untuknya saat istirahat kedua.

Rasanya mustahil apabila Leo akan berbuat macam-macam.

"Gue bilang jangan ladenin! Ya, jangan ladenin. Lo ngerti nggak, sih?!"

Fani kesal, Jingga yang selalu tidak menuruti ucapan gadis itu.

"Gue harus nepatin janji, Fan."

"Gue temenin! Titik!"

Jingga menggeleng. "Empat mata bukan enam mata."

Fani memutar bola matanya jengah. "Mending di taman samping kelas Iqbal aja, jangan roftoop itu tempat sepi. Lo nggak takut?!"

"Takut, sih ... tapi gue percaya Leo."

"Gue bakal ingetin Leo, kalau sampe lo kenapa-kenapa, gue bakal hajar dia!"

Hey! I Just Want You!Where stories live. Discover now