BAB 7 [Ucapan Pertama]

113 21 6
                                    

"Suatu saat, akan kupastikan kita yang bukan siapa-siapa akan punya satu kesempatan untuk bercerita bersama. Entah itu kamu bersamanya maupun aku bersamamu."

***

Jingga yang ingin meletakkan ponselnya di nakas, karena ingin segera cepat tertidur, harus terhenti, ketika melihat satu bayang nama Iqbal tertera di ponselnya semalam ini, ditambah nada dering khusus yang membuatnya sedikit berharap dan yakin.

"Sorry, Je, baru bales."

"Eh?" Dirinya mengusap matanya. "Gue gak salah baca, kan?" tanya gadis itu, dirinya mengamati lebih jelas pesan dari lock screen ponselnya.

Jingga membuka mulutnya, lalu menutup membekap mulutnya dengan tangan kirinya, gadis itu melirik pintu kamarnya memastikan mamanya tidak datang tiba-tiba seperti tadi.

Gadis itu segera mengecek lebih pasti dengan membuka whatsapp di ponselnya.

"Seriusan?" Jingga masih tidak percaya dengan baru saja ia lihat, ketika menemukan notifikasi dengan nama Iqbal tertera jelas yang tersemat di layar WhatsApp gadis itu.

Jingga melebarkan senyumnya. Jari-jarinya mulai menari di atas keyboard penuh semangat.

Sent.

Jingga kembali membaca pesan yang ia ketik itu dalam hati, memastikan tidak ada kalimat yang salah.

"Iya gak apa-apa, tumben bales chat gue dan minta maaf? Lo gak kesambet sama ketua dugong kan, Bal?"

"Hape lo udah bener-bener sembuh? Atau lo paksain hp lo buat bales chat gue?"

Jingga terkekeh, ketika berhasil mengetik pesan itu dengan lancar tanpa hambatan.

Gadis itu senang, ketika dirinya mendapatkan kejutan hangat malam ini. Walau sebenarnya di dalam lubuk hati dirinya merasa gugup luar biasa.

Gadis itu masih menunggu balasan dari laki-laki kesayangannya, tapi tak kunjung terbaca.

Dirinya mengambil bantal dan mulai menekan kepalanya, merasa gemas. "Iqbal, lo hot banget gilak! Iqbal ini serius lo, ini lo?!"

Jingga melepaskan bantal yang ada di kepalanya dan menatap serius dinding kamarnya.

Gadis itu menutup mulutnya, dirinya menggeleng kuat. "Gak mungkin, gak mungkin. Hal impossible ini bisa gue dapetin dari cowo cool kayak Iqbal. Dan serius, Iqbal minta maaf ke gue?"

Gadis itu mengerjapkan matanya dan membayangkan sesuatu yang indah.

Menjadi pacar Iqbal adalah mimpi terbesarnya.

Iqbal membaca pesannya beberapa menit kemudian, akan tetapi Iqbal tidak membalas pesan Jingga. Namun, mampu membuat gadis bernama Jingga hanyut dalam perasaan berbunga-bunga dan merasakan detak jantung yang berdetak seratus kali lebih cepat dari biasanya.

"Harus di screenshot sih, wajib! Wajib!"

Gadis itu berteriak tanpa sadar, kemudian meringis pelan saat menyadari mamanya pasti akan datang lagi, jika dirinya membuat keributan di kamar.

Hey! I Just Want You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang