14. Pekan Olahraga Sekolah

28 3 2
                                    

Hari Minggu yang cerah menyambut. Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun sibuk bermain pasir di area belakang sebuah rumah mewah. Jari-jemari putihnya sibuk membuat istana pasir yang sedari tadi runtuh. Pelipis anak laki-laki tersebut berkeringat, menandakan bahwa ia sudah cukup lama berusaha mendirikan istana pasir tersebut.

Beberapa saat kemudian, seorang wanita paruh baya datang dengan menggandeng anak laki-laki berusia tujuh tahun. Wanita yang akrab disapa Nyonya Bharata itu tersenyum, melihat sang cucu tertua bermain seorang diri.

“Andra, coba lihat! Siapa yang dateng?” kata Nyonya Bharata dengan antusias.

Andra menoleh, memandang anak laki-laki yang datang bersama sang nenek. Hanya sekitar tiga detik saja Andra melihat sosok yang tak dikenal itu. Lalu, ia kembali melanjutkan acara bermainnya seolah tak memedulikan siapa anak laki-laki yang dibawa oleh neneknya.

Nyonya Bharata tersenyum melihat ekspresi Andra yang terkesan cuek. Sejak dulu, Andra memang terbiasa bermain sendiri di rumah. Keluar untuk sekadar bermain dengan anak tetangga saja, Andra enggan. Bahkan di sekolah, Andra lebih suka bermain sendiri. Kesendirian seolah telah menjadi kebiasaan bagi seorang Andra Bharata.

Nyonya Bharata menghampiri Andra. Diraihnya tangan Andra yang kotor oleh pasir. Wanita tua yang masih tampak cantik itu membersihkan tangan sang cucu dengan telaten. Si pemilik tangan sama sekali tak memberi penolakan.

“Kamu tahu nggak, itu siapa?” tanya Nyonya Bharata, berusaha mengajak Andra untuk menebak sosok yang datang tersebut.

“Nggak tahu,” jawab Andra singkat.

“Makanya, kenalan dulu biar tahu!” tutur Nyonya Bharata yang terdengar begitu sabar menghadapi sikap cuek Andra.

Selesai membersihkan tangan Andra, kini Nyonya Bharata meraih tangan anak laki-laki yang dibawanya tadi.

“Johan, ayo kenalan sama Andra!” ucap Nyonya Bharata pada sang cucu dari anak pertama.

Johan mengulurkan tangan pada Andra. Ekspresi Johan dan Andra sama datarnya saat saling menatap. Tak lama berselang, Andra menerima ajakan Johan untuk berkenalan. Dua cucu Bharata itu pun bersalaman dan saling mengenal untuk pertama kalinya.

“Andra, Johan! Ayo lihat ke sini, Nak!” teriak Tuan Bharata sembari memotret dua cucunya dengan kamera baru miliknya.

Kenangan sepuluh tahun yang lalu berputar di kepala Andra tatkala membuka album foto keluarga Bharata. Hubungan Andra dan Johan memang tak seperti umumnya saudara sepupu. Perpecahan yang terjadi di keluarga Bharata membuat keduanya tak dekat.

***

Kelas 12 IPA 2 tengah ramai oleh pembagian perwakilan tim kelas untuk acara Pekan Olahraga Sekolah. Seperti biasa, Minan selaku ketua kelas akan mencatat mereka yang ingin menjadi perwakilan kelas. Sedangkan Nino yang menjabat sebagai wakil ketua kelas akan membuat jadwal latihan tiap tim perwakilan untuk beberapa hari ke depan.

Pekan Olahraga Sekolah merupakan acara tahunan SMA Adhyaksa. Acara tersebut dilaksanakan untuk mencari bibit-bibit atlet yang akan digembleng oleh pihak sekolah sesuai dengan bakat yang dimiliki. Selain itu, Pekan Olahraga Sekolah dijadikan sebagai penyegaran pikiran setelah ujian untuk evaluasi bulanan. Tiap kelas harus mengirim tim perwakilan untuk mengikuti berbagai pertandingan yang telah disiapkan pihak sekolah.

“Jadi, yang daftar buat lari estafet ada Windy, Vera, Bian sama Ovy. Di bulu tangkis campuran putri ada Helen sama Erna. Sementara bulu tangkis campuran putra ada Panji sama Yogi. Lompat tinggi cuma Reihan doang. Perwakilan tim voli ada Hendra, Tristan, Aldo, Juan, Zidane sama Doni. Terus, buat tim basket masih kurang satu orang lagi. Ada yang mau daftar lagi, nggak?” ucap Minan di depan kelas dengan suara lantang.

All About You [END]Where stories live. Discover now