25. Belajar ala Windy dan Andra

18 5 0
                                    

Andra memakan mi ayam di meja yang sama dengan Jill dan beberapa murid dari kelas 12 IPS 1. Perlahan tapi pasti, Andra mulai memiliki banyak teman. Tak hanya dari kelas 12 IPA 2, tapi juga dari kelas lain. Sejak penampilannya di pertandingan basket beberapa waktu lalu, rumor buruk tentangnya perlahan tak dipedulikan.

"Oh iya, soal kado yang lo kasih tadi pagi, thanks, ya!" ucap Andra setelah menghabiskan makanan.

"Cuma barang sederhana dan murah kok. Lagian, gue ngasihnya udah telat 'kan sebenernya?" balas Jill dengan semburat merah di wajah.

"Gue baru tahu setelah liat WA Story-nya Pak Yudha semalem. Lo ngerayain ultah sama anak-anak dari kelas 12 IPA 2, ya? Gue liat ada Windy di WA Story-nya Pak Yudha," lanjut Jill.

"Yang semalem itu sebenernya nggak sengaja. Nggak ada rencana ngerayain juga. Kebetulan Windy dateng ke apartemen gue," jelas Andra.

Jawaban Andra barusan seolah memberitahu Jill, bahwa Windy dan Andra cukup dekat. Berkunjung ke apartemen Andra? Jika tak dekat, mana mungkin akan berkunjung. Apalagi tepat saat Andra merayakan ulang tahun secara mendadak.

"Jill, entar sore disuruh latihan sama Pak Lukman buat persiapan pertandingan antar provinsi dua minggu lagi!" kata seorang murid laki-laki yang akrab disapa Cakra itu.

Rekan sesama atlet lari Jill tersebut melirik Andra. Kemudian, ia menyambar bakso milik Jill yang tersisa di mangkuk.

"Jill, habis ini periksa grup WA kelas, gih! Gue cabut dulu!" pamit Cakra sembari melangkah menuju pintu keluar kafetaria.

"Emang ada apaan, sih? Gue jarang liat grup WA kelas. Palingan yang dibahas soal link Eimi Fukada," gumam Jill.

Beberapa saat kemudian, seluruh perhatian orang-orang di kafetaria teralihkan pada sebuah pemandangan langka. Tampak Ramon yang berasal dari kelas 12 IPA 1 menghampiri meja makan Windy dan Helen yang berasal dari kelas 12 IPA 2. Semua orang di sekolah tahu, bagaimana dua kelas itu tidak akur.

"Woah, gue nggak mimpi, 'kan?" ujar Gio yang duduk di samping Jill dengan mengucek mata.

"Apa dua kelas itu bakal besanan?" timpal Kania, si tukang gibah dari kelas 12 IPS 1.

Karena orang-orang mengalihkan pandangannya pada meja Windy dan Helen, Andra jadi ikut melihat juga. Di mata Andra, tak ada pemandangan ganjil atau mengherankan. Hampir dua bulan menghuni kelas 12 IPA 2, Andra seolah tak ingin peduli pada hal-hal yang tidak ada kaitan dengannya.

"Yang model begini harus dimasukin ke majalah sekolah dan dijadiin artikel pake judul 'Berakhirnya Permusuhan Dua Kelas IPA unggulan'. Pasti menarik!" imbuh Elsa.

Andra beranjak dari tempatnya. Sebentar lagi waktunya masuk kelas. Apalagi nanti sore ia dan Windy akan kembali belajar bersama untuk mempersiapkan evaluasi bulanan lagi.

"Mau kemana?" tanya Jill.

"Ke kelas," jawab Andra.

***

Sore telah datang menyapa. Langit berwarna keorenan menjadi penanda bahwa sang surya akan segera tenggelam. Murid-murid dari SMA Adhyaksa keluar kelas dengan penuh semangat. Windy dan Andra keluar kelas bersama. Di belakangnya, ada Helen dan Nino yang keluar bersama tapi dengan ekspresi berbeda.

"Hel, gue duluan, ya!" pamit Windy sembari melambaikan tangan.

Helen mengangguk sebagai respon. Gadis itu melirik Nino yang sibuk mengotak-atik ponsel. Saat berada di kelas, Helen mendesak Nino untuk meluangkan waktu belajar bersama sepulang sekolah. Karena itu, saat ini Nino berusaha untuk meluangkan waktu walau hanya setengah jam. Sebagai rekan satu kelompok, Nino dan Helen memang jarang belajar bersama.

All About You [END]Where stories live. Discover now