20. Kembalinya Sang Cinta Pertama

25 3 0
                                    

Seorang gadis berusia sepuluh tahun mengayuh sepeda dengan semangat keluar dari kediamannya. Sepeda yang dikayuh melaju dengan kecepatan tinggi menuju sebuah rumah yang berada di seberang jalan. Sesampainya di depan rumah bercat hijau, gadis yang bernama lengkap Windy Aryani itu menghentikan laju sepedanya.

Windy memarkir sepeda mininya di dekat sebuah sepeda yang berhiaskan stiker Inuyasha. Gadis kecil berambut panjang itu mengeluarkan kaca dari dalam tas dan berkaca, seolah memastikan penampilannya.

“Aku udah cantik, belum?” gumamnya.

“Udah cantik kok!” sahut seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Windy. Tentu saja kemunculan orang tersebut mengejutkan Windy. Dengan cepat, Windy membalikkan badan.

“Kak Ricky ngagetin aja!” ucap Windy dengan wajah yang memerah.

Sosok pemuda yang bernama Ricky Andrean itu tersenyum melihat ekspresi kaget Windy. Ia mengusap lembut puncak kepala Windy dengan tersenyum hangat. Senyuman itu tampak begitu manis.

“Gimana ujiannya kemarin? Dapet nilai berapa?” tanya Ricky layaknya seorang kakak yang memerhatikan adiknya.

Windy membuka tas lagi dan menyodorkan beberapa kertas ujian yang sudah diberi nilai oleh gurunya. Gadis kecil itu tampak percaya diri menunjukkan nilainya pada sang tetangga. Ricky menerima kertas-kertas pemberian Windy dan melihatnya.

“Woah, nilainya hampir sempurna,” puji Ricky.

“Aku ... aku boleh minta hadiah?” tanya Windy malu-malu.

“Hadiah? Boleh! Kamu minta hadiah apa emangnya?” balas Ricky seraya berjongkok, menyamakan posisinya dengan Windy.

Windy mendekat pada Ricky. Lalu, ia mengecup pipi kanan Ricky. Dengan menunduk, gadis itu berkata, “Nanti kalo aku udah gede, Kak Ricky mau nggak, jadi pacar aku?”

Ricky tertawa terbahak-bahak. Sungguh pemuda 18 tahun itu tak pernah menyangka akan mendapat pengakuan cinta dari gadis berusia 10 tahun. Ricky pikir, pernyataan cinta Windy barusan hanya angin lalu yang akan dilupakan saat tidur nanti malam. Namun siapa sangka, ucapan bocah kelas empat SD itu mampu membuat Ricky kembali untuk menemuinya setelah lima tahun dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Ricky membuka kacamata hitamnya sebelum gadis yang duduk di sampingnya berteriak. Seperti beberapa tahun lalu, senyuman hangat seorang Ricky Andrean masih sama hangat dan manisnya di mata Windy.

“Kak Ricky?” ucap Windy terkejut bercampur bahagia.

“Aku kira kamu udah lupa sama aku,” ujar Ricky dengan sesekali melihat ke depan agar konsentrasi menyetirnya tidak buyar.

“Mana mungkin aku lupa sama Kak Ricky,” balas Windy dengan ekspresi yang sama seperti beberapa tahun silam.

Tangan Windy sedikit gemetar dan tubuhnya mulai memanas. Setelah lima tahun lebih tak bertemu, akhirnya sang cinta pertama kembali. Entah itu bisa disebut cinta pertama atau tidak. Windy sendiri tak yakin, apakah dulu ia benar-benar telah jatuh cinta pada Ricky atau tidak. Hubungan keduanya layaknya kakak-beradik.

“Rencana awal, aku mau bikin kejutan buat kamu dengan berdiri di depan pintu rumah kamu pagi-pagi banget. Eh, ternyata tadi pagi aku bangun kesiangan,” ungkap Ricky dengan terkikih.

Windy melirik Ricky yang tengah terkikih. Sungguh sosok Ricky masih sangat mengagumkan seperti dulu. Tampan, keren, ramah dan hangat. Sosok Windy 18 tahun seolah kembali menjadi Windy ketika masih SD.

“Makan, yuk!” ajak Ricky.

“Ah ... iya. Kak Ricky mau makan di mana?” tanya Windy.

”Dimana aja, asal nggak di tengah jalan,” jawab Ricky sembari menunjukkan deretan gigi putihnya.

All About You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang