69. Pelangi Setelah Badai

9 2 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Hari yang menentukan perjalanan selanjutnya telah dimulai. Semua murid kelas 12 memasuki ruang kelas dengan tertib untuk melaksanakan UN. Pengawas UN sudah menunggu di kelas dengan memegang lembar soal dan jawaban yang masih disegel rapi. Mereka mengawasi murid-murid dengan teliti, memastikan tak ada kecurangan.

Setelah para murid duduk di kursi masing-masing, mereka memberi salam pada pengawas UN. Disusul berdoa sesuai keyakinan masing-masing, agar UN hari ini berjalan lancar sesuai harapan. Ketika jam menunjukkan pukul delapan tepat, pengawas UN membagikan lembar soal dan jawaban pada semua murid. Selepas mendapatkan lembar soal dan jawaban, para murid mulai mengisi data diri. Disusul dengan mengerjakan soal yang dirasa paling mudah.

Suasana tiap kelas begitu hening. Hanya terdengar suara hentakan sepatu pengawas UN berkeliling ruang kelas dan suara lembaran-lembaran kertas yang dibalik. Waktu terus berjalan. Ketika memasuki menit-menit terakhir, beberapa murid mulai keluar kelas meninggalkan lembar soal dan jawaban di atas meja masing-masing. Sedangkan sisanya masih sibuk berpikir mencari jawaban dari beberapa soal yang belum terjawab.

Hari pertama UN berjalan lancar tanpa kendala. Menyusul hari kedua, ketiga dan seterusnya hingga selesai. Semua murid, orang tua dan para guru berharap mendapatkan hasil yang maksimal. Tak hanya berjuang, namun juga berdoa.

Setelah melewati UN dengan penuh semangat, kini murid kelas 12 tinggal menunggu hasilnya. Namun, mereka tak bisa bersantai ria. Karena jika mereka tak lolos seleksi SNMPTN, maka ada SBMPTN yang sudah menunggu. Belajar tetap menjadi hal utama. Tidak boleh lengah sekalipun lolos seleksi SNMPTN.

Windy, Andra, Helen dan Nino mendekat pada layar laptop. Mereka tengah memeriksa pengumuman peserta SNMPTN yang lolos seleksi. Tak hanya mereka berempat yang melakukan hal demikian, murid lain dari kelas 12 juga melakukan hal yang sama. Setengah dari mereka sengaja membawa laptop ke sekolah untuk melihat pengumuman SNMPTN bersama teman-temannya.

“Gue lolos! Gue lolos!” teriak Windy heboh.

“Gue juga lolos, guys!” tambah Panji, ikut berteriak. Bahkan teriakannya dua kali lebih keras dari Windy.

Selang beberapa detik, murid lain yang lolos seleksi SNMPTN juga kegirangan. Sedangkan mereka yang tak lolos hanya bisa menghela napas dengan ekspresi kecewa.

“Gue nggak lolos,” ucap Andra lemas.

“Gue juga nggak lolos, nih,” tambah Helen, duduk lemas di samping Andra.

“Kita satu sekte, Bro!” timpal Galih, ikut bergabung.

Windy dan Nino yang tadinya terlihat bahagia, kini mengalihkan perhatian pada rekan-rekannya yang tak lolos. Windy mendekat pada Andra, Helen dan Galih. Mencoba untuk menghibur mereka.

“Kalian tenang aja! Masih ada SBMPTN, kok. Entar, gue bantuin buat persiapan UTBK-nya,” kata Windy.

“Gue juga bakal bantuin kalian.” Nino ikut menimbrung.

“Gue juga bakal ikut andil ngawasin kalian buat persiapan UTBK.” Minan ikut memberi semangat.

***

Windy dan Nino keluar dari mini market setelah membeli camilan dan minuman. Keduanya berjalan menuju taman kota sambil mengobrol. Di sudut taman kota, sudah ada Andra, Helen, Galih dan Minan yang menunggu. Sembari menunggu camilan dan minuman, Andra, Helen dan Galih digembleng Minan untuk mempelajari materi yang kemungkinan besar keluar saat UTBK nanti.

Sesampainya di taman, Windy dan Nino menggelar camilan dan minuman yang dibeli di atas tikar. Konsep belajar kali ini berbeda dari sebelumnya. Galih yang membuat ide untuk belajar di luar sambil menikmati udara segar. Sayangnya, belajar di luar atau di dalam ruangan, rasa kantuk tetap menghantui Andra, Helen dan Galih.

All About You [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ