Chapter 01

907 77 59
                                    

"Kita memiliki lelah yang sama, tapi dengan porsi yang berbeda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kita memiliki lelah yang sama, tapi dengan porsi yang berbeda."
— Beanie Yosatorn Konglikit








•••









Terhitung sudah 2 bulan lamanya perang saudara Treerapanyakun telah berakhir.

Sayup-sayup Porschay melihat kearah pintu kamar inapnya, beberapa menit kemudian terlihat Macau yang membawa buket bunga mawar. Mereka saling memandang, lalu iris mata Porschay melihat pakaian prianya yang terlihat rapi.

Entah berapa banyak kegiatan Macau di kantor, bahkan pria tampan itu tidak memiliki waktu untuk menyempatkan diri  mengujungi kamarnya. Namun kali ini Porschay merasa senang ketika Macau mengunjungi ruangannya yang terisolasi, karena trauma dan ketakutannya pada orang asing.

Pria tampan itu sedang merahasiakan tentang persidangan yang menjerat Kim pada sang kekasih, karena hari ini adalah sidang resmi yang di jalani oleh Kim di pengadilan, hingga akhirnya majelis menetapkan Kim di hukum kurungan 30 tahun, dan di potong tahanan menjadi 20 tahun penjara dengan ajuan banding.

"Dari mana saja?"

Dengan lembut Porschay bertanya pada prianya. Lantas beberapa saat kemudian Macau tersenyum dan mengecup lembut jemari tangan kekasihnya. Bahkan otak Macau berpikir keras, pasti sudah berbulan-bulan Jinnie merindukan Ibunya.

"Aku sedang menghadiri rapat dengan, Hia." Jawab Macau dengan dustanya, kearah si cantik yang menatapnya lemah.

"Kepalaku pusing? Ingin peluk?"

"Iya."

"Aku.. Aku takut melihat keluar." Porschay meremas lembut kemeja prianya. Bahkan Macau mengendong tubuh Porschay untuk duduk di sofa.

Porschay terlihat meringkuk di dalam dekapan prianya, dengan lembut ia menaruh kepalanya di dada bidang itu lemah. Kondisi kesehatan Porschay terbilang sangatlah rapuh, kerap kali dia mengamuk ketika mendapati orang asing memasuki kamarnya dan menggigil ketakutan

"Ya, nanti kita tutup jendelanya." Pria itu pun mengecup pucuk kepala Porschay, bahkan ia bisa melihat bila wajah kekasihnya terlihat pucat. "Jadi, bisakah Porschay mendengarkan Phi Macau? Besok Dokter Top akan ambil darah Porschay pelan-pelan."

"Boleh?" Porschay mulai mengingat nama Dokter muda itu.

"Dia tidak menakutkan."

Kali ini Porschay mengangguk patuh. Bahkan Macau baru saja ingat bila kawannya itu, Dokter Top sedang berkencan dengan Tankhun. Lalu hal yang paling mengejutkannya lagi kedua keluarga Treerapanyakun sudah mengetahui hubungan mereka berdua.

Hingga akhirnya Porschay mengambil sesuatu dari sakunya baju rumah sakit yang ia kenakan, iris mata Macau bisa melihat sebuah origami berbentuk burung berwarna biru laut. Iris mata tajam milik Macau melihat ke arah origami itu dengan teduh.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now