Chapter 19

348 38 57
                                    

"Mereka adalah api neraka dan air suci

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mereka adalah api neraka dan air suci. Dan rasa yang kamu cicipi tergantung pada bagaimana kamu memperlakukannya."









•••










"Apa Nang Minor sudah pulang?"

"Belum, Khun Venice. Sejak tadi sore Khun Wegath dan Nang Minor belum kembali dari acara." Ucap salah satu pelayan senior.

Pria picik itu terlihat binggung karena kedua orang tuanya belum pulang dari acara makan malam. Sam berusaha menenangkan suaminya dan membawanya melangkah menaiki tangga untuk istirahat setelah perjalanan.

Sesampainya di kamar Sam segera memasuki kamar mandi, karena dia harus segera membersihkan tubuhnya sebelum tidur dari debu yang melekat di kulitnya, setelah beberapa menit kemudian Sam keluar dari dalam kamar mandi sambil melihat kearah suaminya.

"Airnya sudah aku siapkan? Phi Venice tinggal mandi saja?" Ucap Sam pada prianya.

"Sam, kau... terima kasih sudah menyiapkan airnya."

"Tentu saja, karena aku tahu Phi sedang kelelahan ngurus bisnis selama di perjalanan." Pria cantik itu pun tersenyum kepada prianya, dengan lembut Venice mengelus kepala milik Sam.

Setelah Venice memasuki kamar mandi, Sam segera mendudukan dirinya di depan meja rias untuk menata rambut dan memakai krim.

Dia sangatlah pintar menerapkan ajaran Ibunya dan Nang Minor. Bahkan tubuh cantiknya terbalut gaun malam yang begitu indah di pandang mata.

Venice yang baru saja selesai mandi pun melihat istrinya di depan meja rias. "Bagaimana kandunganmu?"

"Baik! Besok aku ingin pergi check-up kerumah sakit, jadi bisakah Phi Venice mengantarku terlebih dahulu? Karena aku ingin melihat perkembangannya, Phi Venice?"

"Jangan khawatir, aku masih memiliki waktu untuk menemanimu dan melihat perkembangan kandunganmu di rumah sakit! Tapi semua itu tidaklah gratis!"

Seketika, tubuh Sam merinding. Bahkan prianya sudah merabah tubuhnya, nafsu Venice memang berada di luar kepala karena terlalu liar dan buas.

Sementara itu, Beanie sedang merapikan pakaian milik prianya. Bahkan cuaca di wilayah Koh Mook sering sekali turun hujan dan sangatlah dingin di malam hari. Ia pun bangkit dari duduknya dan menuntup pintu balkon kamar milik prianya.

Tak lama kemudian, Wristband datang membawa sebuah coklat panas untuk menghangatkan tubuh. Mereka berdua duduk di atas karpet sambil melihat pemandangan melalui pintu balkon.

"Minumlah supaya tubuhmu merasa hangat." Bujuk Wristband pada kekasihnya.

"Terima kasih." Dengan lembut Beanie mengambil secangkir coklat hangat itu dari tangan milik prianya. "Rasanya sangatlah manis aku suka."

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now