Chapter 38

310 39 35
                                    

"Aku mencintaimu hari ini besok dan selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mencintaimu hari ini besok dan selamanya."
— Venice Kornwit Treerapanyakun








•••









"Hei, Danai! Sadarlah! Kita harus menangkapnya, brengsek!" Ucap Bam sambil menarik kerah baju Danai.

Akk segera menenangkan seniornya dan membawa jauh dari Danai. "Hentikan. Cukup."

"Astaga. Kita harus menangkapnya karena penjahat tidak berhak berkeliaran!" Kesal Bam yang di liputi emosi. "Lepaskan. Sialan."

Danai pun hanya terdiam di dalam ruangan. Bahkan dia terkejut ketika mendapati kegagalan. Parahnya lagi dirinya telah di kalahkan oleh anak kecil yang masih berumur 22 tahun.

Kaki jenjang Danai pun berjalan kearah papan rencana. Dirinya merasa sangatlah kecewa pada diri sendiri. Karena kecerobohan Timnya menjadi sangatlah fatal untuk kasus ini.

"Semuanya... jadi, semuanya hanya kegagalan?" Monolog Danai.

Pria itu pun mengamuk dan mukul papan rencana di hadapannya. Kali ini dirimya kecewa dengan kecerbohannya.

Disisi lain, Vegas menyusuri jalanan kota Bangkok mengunakan motor besarnya menuju suatu tempat. Sedangkan, Nang Minor menemani putranya.

"Siapa yang bertanggung jawab menghilangkan buktinya? Semua tuduhan itu mengarah padamu dan hilang dalam sekejap." Ujar Pete pada putra sulungnya.

"Benar." Hanya jawaban itu yang keluar dari mulut Venice.

"Apa kamu menyerahkan diri untuk menarik ulur Danai dan timnya?" Tanya Nang Minor penasaran.

"Aku hanya melihat seberapa jauh permainaku. Karena akan bosan bila semuanya di tuntaskan dengan singkat." Jawab Venice santai.

Pete pun menyandarkan punggungnya. "Itu mengejutkan. Kamu membantai Klan Suansri dan sekarang mempermainkan kasusnya, Alice pasti dia ingin kamu jatuh. Apa yang kamu lakukan bila dia menyerang kita dari dalam?"

Venice hanya terdiam ketika mendengar ucapan Ibunya. Terlihat sekali bila Venice tidak ingin mendengar nama wanita itu. Iris mata tajam Venice pun melihat kearah jalanan kota Bangkok.

"Aku menghancurkannya." Jawab Venice tenang.

Sementara itu, Vegas sefang menunggu mata-mata putranya mengirimkan barang bukti tepat di jembatan sungai Sungai Chao Phraya.

Tak berselang lama barang bukti itu pun sampai di tangan Vegas. Dengan tatapan dingin pria kejam itu melihat kearah kedua pisau tajam berlumuran darah. Bahkan benda itu terdapat sidik jari Macau dan Venice yang terbukti membunuh.

Vegas pun membuang barang bukti itu ke dalam sungai. Polisi saja tidak bisa mengambilnya karena arus sungai sangatlah deras. Tanpa membuang waktu pria itu pun berlalu dengan motornya.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang