Chapter 30

357 42 47
                                    

"Seorang anak lahir asli, bahkan mereka tidak tumbuh sebagai salinan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Seorang anak lahir asli, bahkan mereka tidak tumbuh sebagai salinan."
— Wristband Anakinn Treerapanyakun









•••









Vegas mendapatkan informasi dari sang adik.

Kepolisian masih tetap meminta keterangan dari Venice.

Waktunya hanya 2 hari atau 3 hari lagi, mungkin dengan adanya cara lain untuk menghandle masalah ini. Bahkan... Venice mengharapkan bisa bertatap muka dengan para detektif yang mengusut kasus pembantaian Klan Suansri.

Padahal... Ayahnya berusaha keras untuk menghindarkan Venice pada masalah ini, karena Vegas menyakini bila putranya akan mendapatkan masa depan yang cerah untuk di jalaninya.

Tapi apa boleh buat, Venice adalah keturunannya yang memiliki naluri memangsa yang luar biasa.

"Pamanmu, dia baru saja menyelesaikan laporan introgasinya?"

"Baguslah."

Iris mata tajam milik Venice pun melihat kearah jalanan. Bahkan sekarang ini dia sedang merindukan masakan Ibunya dan aroma harum istrinya.

Sedangkan, Vegas merasa khawatir anaknya akan terjerat hukum kali ini.

"Detektif Danai memintamu untuk datang menjadi saksi dari kematian Kaokla." Ucap Vegas pada putra sulungnya.

Pria picik itu pun menangguk mengerti, bahkan dia tersenyum tipis ketika mendengar nama detektif kepolisian yang baru di sebutkan oleh Ayahnya. "Kenapa? Bukankah kesaksian Phi Macau sudah cukup?"

"Karena dia tahu kau ada bersama Pamanmu pada waktu itu?" Ujar Vegas.

"Iya... pasti sangatlah menyenangkan berbicara dengan seorang Detektif." Jawab Venice dengan begitu santai.

Vegas hanya bisa tersenyum. "Aku jamin kau akan bosan."

Setelah memakan waktu cukup lama di dalam perjalanan menuju Bangkok. Pada akhirnya sepasang Ayah dan anak itu sudah sampai di kediaman Minor. Dengan begitu lembut Nang Minor pun berbicara dengan Venice setelah Macau kembali dari Kepolisian Regional Bangkok.

"Mommy kenapa membawaku ke studio dengan memasang wajah khawatir seperti itu?" Tanya Venice pada Nang Minor.

"Hari ini Pamanmu baru saja kembali dari kantor polisi. Bahkan mereka juga menyuruhmu untuk datang ke kantor kepolisian untuk di introgasi. Oleh karena itu, jangan lakukan hal apapun yang mencolok, hmm?" Ucap Pete pada putra sulungnya. "Setiap kamu resah selalu memutar cincin. Jadi, Mommy harap jangan lakukan itu lagi? Bahkan Mommy tidak bisa menghentikan nafsu berburumu. Mommy dan Sam hanya bisa menahannya."

Iris mata tajam milik Venice melihat kearah Nang Minor. "Kelihatannya Mommy sangatlah takut telah melahirkanku."

"Seorang Ibu tidak akan takut pada anaknya." Jemari Pete mengelus lembut surai putranya. "Jangan membunuh lagi. Karena istrimu sedang hamil mengandung anakmu. Jawablah, hmm?"

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora