Chapter 32

294 42 18
                                    

"Saudara mungkin terlihat acuh dan tidak peduli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saudara mungkin terlihat acuh dan tidak peduli. Namun sebenarnya, saudara selalu ingin tahu segala tentangmu dan selalu ada di sisimu."









•••










Pagi itu, Sam harus kembali pulang untuk membuat teh kamomil dan beberapa keperluan kecil untuk suaminya. Tubuhnya terlalu lelah dan Darren setia mengawal istri dari bosnya. Hingga akhirnya dia melihat kearah Beanie

Sam terlihat bersemangat dan menyapa Beanie yang membawa paper bag berisi jus dan roti.

"Beanie." Sapa Sam dan berjalan mendekat.

"Nang Sam. Anda tidur nyenyak?" Ujar Beanie sedikit kaku.

Hal itu membuat Sam tersenyum. "Ada itu? Robot? Kenapa kamu sangatlah formal?"

"Aku? Tidak." Beanie tersenyum.

"Jangan begitu. Aku benci kalau ada kecanggungan di antara kita. Jangan terlaku formal padaku." Lalu, iris mata Sam melihat penjepit rambut di kepala Beanie. "Oh, penjepit rambutmu sangat cantik. Aku juga punya. Lihat."

"Cantik." Beanie tersenyum manis.

"Apa kamu ingin melihat Phi Wristband?" Tanya Sam.

"Ya."

"Pagi-pagi buta Auntu Porsche datang ke kamar inap dan terlihat lelah. Aku melihat bahwa beliau seperti menangis semalaman." Ucap Sam pada Beanie.

Hal itu membuat pria cantik itu mengangguk. "Untung saja aku membawakan teh kamomil."

"Hmm... Aku pulang juga ingin membuat teh kamomil. Dan sekarang ini Phi Venice sedang bersama Mommy mertuaku." Jelas Sam.

"Mungkin aku akan memberi ruang untuk mereka sejenak." Jawab Beanie yakin.

"Nang Sam. Ayo kita kembali?" Ucap Darren ramah.

Sam pun tersenyum. "Baiklah. Aku harus pulang. Sampai jumpa."

"Iya, Nang Sam." Beanie pun tersenyum melihat Sam berlalu bersama Darren.

Sementara itu, Pete datang membawa beberapa keperluan Venice. Bahkan dia terkejut mendapati Porsche yang duduk di samping Wristband.

"Mau minum air putih?" Tawar Porsche pada putranya. "Hari ini Mama tidak sempat membuatkanmu jus buah, karena di rumah sedang sibuk."

"Mama, habis menangis." Ucap Wristband tiba-tiba.

Venice yang terlelap pun terbangun ketika mendengar suara sepupunya.

"Tidak. Mama tidak menangis." Jawab Porsche pada putranya.

"Aku tahu, semua ini karena Papa terlalu egois." Wristband pun melihat kearah Ibunya.

"Sayang, Mama tahu kamu masih marah..." Ucap Porsche pun terpotong.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang