Chapter 42

311 39 23
                                    

"Katamu, cintamu sesederhana menjadikannya abu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Katamu, cintamu sesederhana menjadikannya abu. Namun bagiku kayu kepada api yang cintamu adalah yang paling tidak sederhana, bagaimana tidak? Sedangkan aku selalu gagal dalam mencobanya."
— Wristband Anakinn Treerapanyakun










•••










Mata cantik milik Tay terbuka perlahan ketika merasakan cahaya mentari menerpa wajahnya, dia melihat jam dinding menunjukan pukul 4 sore.

Ah, baru saja dia ingat beberapa jam lalu dia baru saja melayani suaminya, dia merasakan kekosongan di sisi ranjangnya yang tidak ada sosok prianya yang menemani dirinya.

Tay sadar bila dirinya tidak memakai sehelai benang pun untuk membalut tubuhnya.

"Kau sudah bangun, Sayang."

Time baru saja selesai mandi.

Pria cantik itu pun tersenyum dan beranjak dari ranjang ketika mendengar suara prianya. Bahkan dirinya sibuk memakai kemeja putih miliknya. Langkah kaki Tay memang terlihat sangatlah cantik.

"Kenapa tidak membangunkanku?" Tanya Tay pada prianya.

Time terlihat senang ketika Tay merangkul pinggangnya dari belakang. "Aku tidak ingin menganggumu. Kau sangatlah manis ketika tertidur?"

Jemari kekar milik Time sibuk merapikan anak rambut milik istri cantiknya. Terlihat sekali bila Tay tersipu malu karena ulah pria besarnya. Dengan lembut Time mencium bibir milik Tay posesif.

"Ya, karena aku manis dan cantik..."

Time tersenyum ketike mendengar ucapan istrinya. "Kau selalu lupa, bila akhirnya akan mengeliat di bawah kuasaku."

Dengan begitu agresif dan panas, Tay mendorong tubuh prianya untuk berbaring di atas ranjang. Hal itu membuat Time terkejut akan sikap yang begitu binal.

"Aku akan memimpin?! Jadi pasrah saja?" Ucap Tay pada prianya.

Time hanya menyeringai. "Baiklah."

Pria cantik itu pun mencium bibir milik suaminya dengan begitu cantik. Hingga akhirnya Tay melepaskan pautan ciumannya yang panas. Nakalnya lagi, pria cantik itu mengesekan lubang holenya pada penis Time yang berbalut boxer.

"Akhh... Bukankah aku sudah menjadi pelacur yang pintar, Daddy?" Ucap Tay binal. "Lubang holeku masih sempit... nan legit."

"Apa kau memang terlahir untuk mengulum penis? Mungkin lain kali aku akan mengajarimu menjadi pelacur yang baik." Time melecehkan istri cantiknya.

Setelah puas mengoda suaminya, dengan segera pria cantik itu beranjak dari ranjang untuk menuangkan segelas air minum.

"Ambil gelasnya dan minumlah airnya hingga tandas." Titah Tay.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now