Chapter 06

502 55 38
                                    

"Jadi mau ku temani sampai mana? Sebatas teman bicara, atau teman hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi mau ku temani sampai mana? Sebatas teman bicara, atau teman hidup."
— Venice Kornwit Treerapanyakun









•••










Travis menepati janjinya untuk membawa Alice kembali ke Thailand. Terlihat sekali bila wanita cantik itu senang bisa menapakan kakinya di tanah kelahirannya. Tanpa membuang waktu Travis akan menjalankan strateginya untuk mematangkan rencananya. Untungnya Suja selaku Bibinya ikut serta membantunya di dalam rencananya.

Pria angkuh itu juga tidak lupa membawa Ibu angkatnya berserta adiknya ke Mansion Sangngern.

Awalnya Suja tidak setuju, tapi Travis berusaha menyakinkannya. Kemudian mengizinkan Pongpop menempati sebagai Nyonya rumah keluarga Sangngern yang telah kosong.

"Travis, apakah kita akan lama di Thailand?" Tanya Alice pada suaminya yang sibuk menatap layar ipadnya.

"Uhh, yaa." Travis mengangguk yakin, dia mengelus lembut surai kelam milik sang istri. "Bukankah kau merindukan Ayahmu?"

"Eughh... bisakah kamu menemaniku pergi ke rumah Ayahku sebentar saja." Alice melihat kearah suaminya, bahkan jemari tangan wanita cantik itu menyentuh paha kokoh milik Travis. "Bukankah kamu tahu bila aku tidak dekat dengan Ibu tiriku?"

Travis terdiam, dia pun berhenti mengelus suarai milik sang istri. "Apakah kau tidak rela ketika Ayahmu menikah lagi pada waktu itu?"

Alice terlihat membeku. "T-tidak! B-bukan itu maksudku? Aku... aku hanya tidak bisa melupakan mendiang Ibuku."

"Bahkan aku juga merasakan yang sama seperti dirimu. Tapi sekarang semakin dewasa pikiranmu harus bisa berubau juga." Ucap Travis pada sang istri.

Alice terlihat menyesal karena mengatakan beberapa kalimat yang lancang. Sekarang ini dia harus bisa bersikap dan berhati-hati dalam berucap.

"M-maaf... aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu?!"

"Ya baiklah, ini pertama kalinya aku akan menemui mertuaku, setelah acara pernikahan selesai aku tidak berbicara banyak dengan orang tuamu, sayang." Ucap Travis terdengar begitu santai.

"Tuanku, aku akan bersiap-siap dulu, setelah itu kita pergi bersama." Alice melihat kearah prianya, dengan segera Venice mengangguk kearah istri cantiknya yang terlihat begitu terus terang tanpa berbelit-belit. Walaupun kenyataannya sedikit agak bodoh dan naif.

Oh tapi begitulah wanita.

Hingga akhirnya Travis bengkit dari kursi sofa dan berjalan mendekati adiknya yang bermain boneka karet. Bayi laki-laki itu terlihat begitu mirip dengan mendiang Ayahnya. Tanpa membuang waktu Travis mengendong tubuh adiknya ke dalam dekapannya.

Sungguh. Travis sudah terlihat cocok untuk menjadi seorang Ayah. Tetapi Alice selalu menunda-nunda untuk memiliki momongan dengan alasan tidak ingin tubuhnya menjadi rusak.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang