Chapter 03

572 66 84
                                    

"Banyak fase yang kita benci, tapi tidak bisa kita hindari

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Banyak fase yang kita benci, tapi tidak bisa kita hindari."
— Porschay Pichaya Kittisawat









•••









"Kemasi barang-barangmu dan kita akan pulang ke Thailand?"

Jemari tangan Travis menyentil abu rokoknya, diikuti dengan suara teh hijau dan menetes kedalam cangkir keramik. Iris mata Alice pun segera melihat kearah prianya yang duduk di kursi kayu di hadapannya.

Alice masih tidak percaya bila suaminya itu ingin membawanya ke Thailand. Ya, sekarang ini Travis dan Alice sudah resmi menjadi suami istri. "Kenapa menjadi begitu tiba-tiba? Apa ada sesuatu yang terjadi?!" Tanyanya, lalu meletakan teko berisi teh hijau di di atas wadah keramik.

"Aku merindukan rumah, sayang." Travis tersenyum.

Entah mengapa Travis sangatlah merindukan kediaman Sangngern yang begitu meninggalkan duka dan kenangan. Karena pria tampan itu ingin memulai semuanya di tanah kelahiran Ayahnya. Meskipun ia harus melihat bayang-bayang kehancuran Klan Sangngern yang menyebabkan Ayahnya tumbang.

"Travis, kamu baik-baik saja?" Wanita cantik itu mendekati prianya, dengan segera Travis memeluk lembut pinggang milik Alice lembut.

Jemari wanita cantik itu pun mengusap lembut surai kelam milik suaminya.

"Kita akan mulai semuanya dari awal, bahkan aku ingin mengembalikan kejayaan Klan Sangngern dan membuat Pha tersenyum bangga padaku." Suara dalam Travis yang khas memasuki gendang telinga Alice dengan lembut.

"Jangan khawatir, aku akan selalu mendukungmu sampai kapanpun semua keputusanmu, sayang?" Alice pun mendudukan dirinya di pangkuan prianya.

Travis hanya bisa tersenyum tipis kearah sang istri. "Terima kasih."

"Iya, sama-sama."

Orang-orang tidak pernah tahu bahwa Travis menikahi Alice hanya sebuah perantara. Mereka Klan Suansri hanya sebagai bidak yang di mainkan oleh Travis, hanya Suja saja yang tahu persis apa yang tengah di mainkan oleh keponakannya.

Alice pun berlalu, meninggalkan Travis yang duduk nyaman di sofa ruang kerjanya. "Maaf? Aku harus memanfaatkanmu menjadi alat.

Tak berselang lama kemudian, pintu ruang kerja Travis pun terbuka, terlihat Suja yang ingin melaporkan sebuah informasi untuk keponakannya tersayangnya. "Sudah cukup untuk semuanya? Sampai kapan kau akan menarik-narik rencanamu itu? Aku sudah tidak sabar untuk menjatuhkan mereka semua!!"

Travis hanya terdiam dan mematikan rokoknya di dalam asbak. "Bersabarlah, semuanya akan berjalan sesuai yang akan kita rencanakan dari awal."

"Apa ucapanmu bisa dipercaya? Karena kau sama liciknya dengan Phi Safe." Suja bersungut, lalu Travis hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Bibinya.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora