Chapter 68 [END]

486 38 16
                                    

"Dua jiwa namun satu pikiran, dua hati namun satu perasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dua jiwa namun satu pikiran, dua hati namun satu perasaan."
- Beanie Yosatorn Konglikit









•••









Semenjak kejadian di rumah sakit jiwa, Porsche berusaha untuk membuat Jinnie menjalani kehidupannya sehari-harinya dengan sekolah maupun bermain. Bocah laki-laki itu juga sudah tidak menannyakan soal Ibunya, karena dia tahu bila Ibunya sedang berjuang untuk sembuh.

Porsche... hari ini juga dia sudah mendapatkan kabar bila putra sulungnya akan menikah dengan Beanie.

Media juga sibuk di gemparkan dengan kabar bahagia ini, baru sebulan yang lalu Tankhun menikah dengan Dokter Top seorang ahli bedah terbaik di Thailand. Sekarang, kabar pernikahan Wristband dan Beanie yang akan di langsungkan secepatnya.

Kinn juga sudah membenarkan kabar bahagia ini, respon para warga net juga sangatlah positif, dan mereka juga bersikap dewasa untuk melupakan kisah kelam dari Tuan muda Main.

Nang Main sibuk menyajikan teh hijau di atas meja ruang keluarga, karena hari ini Wristband telah pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuanya.

"Apa kau sudah siap untuk menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan, Beanie?" Tanya Kinn tiba-tiba.

Dan sekarang, Wristband menujukan keseriusannya. Dia sudah lama sekali ingin mengikat Beanie di dalam sebuah pernikahan, karena cintanya tidaklah main-main.

"Kinn..."

Lamunan Wristband pun buyar, ketika mendengar suara Ibunya yang menegur sang Ayah.

Wristband harus bisa berdamain dengan dirinya sendiri, menurunkan egoismenya untuk menjadi seorang pria dewasa yang bertanggung jawab dan kata-katanya bisa di pegang. Jemari lentik milik Ibunya pun memegang tangan kekarnya, hingga akhirnya Tuan muda Main pun memikirkan kata-kata yang tepat untuk jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan oleh sang Ayah untuk dirinya.

Dia benar-benar sudah mendewasakan dirinya dan berusaha menjadi orang yang baik untuk kedepannya, Porsche terlihat sangat bangga pada putranya.

"Aku selalu siap." Jawab Wristband yakin.

"Pol, dia akan memegang ucapanmu untuk di pertanggung jawabkan." Kinn menyesap teh hijaunya dengan santai.

"Iya, aku tahu." Wristband juga siap menerima resikonya.

Porsche pun menyentuh pengan kekar milik putranya. "Mama, hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu?"

"Terima kasih, Ma."

Nang Main sangatlah menyayangi putra sulungnya, bahkan dia rela mengorbankan hidupnya. Asalkan anak-anaknya tidak menerima luka yang begitu menyakitkan. Akhirnya perjuangan Porsche terbayar juga dengan kedamaian keluarganya.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now