Chapter 25

324 40 103
                                    

"Kartu AS nya telah keluar sedangkan aku masih menahan kartu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Kartu AS nya telah keluar sedangkan aku masih menahan kartu."
— Macau Gun Treerapanyakun









•••









Travis sudah menjaga jarak dengan istrinya, bahkan sekarang ini dia sibuk untuk melalukan penyerangan pada keluarga Treerapanyakun. Kali ini dia begitu senang ketika Klan Main mengalami cedera karena anggota mereka banyak yang tumbang.

Tapi kali ini Pongpop terlihat tidak setuju dengan tindakan putranya yang melukai hati Alice. Lantas dia ingin memberikan ketenangan untuk Travis, karena pernikahan anaknya sedang di ujung tanduk.

"Ibu, hari ini aku sangatlah senang, ada banyak hal yang ini aku ceritakan padamu?" Ucap Travis antusias.

"Berhentilah mengonsumsi alkohol terlalu banyak, nak." Pongpop tersenyum, menyentuh bahu kekar milik putranya.

"Ibu, kau tampak sangatlah cantik." Travis benar-benar memuja Ibu sambungnya dengan begitu tulus.

"Terima kasih, nak."

"Iya, kali ini rencanaku sudah berjalan dengan sempurna sampai aku tidak bisa mengekspresikan rasa senangku." Ujar Travis. "Klan Sangngern akan menemukan kejayaannya."

Pongpop tersenyum tipis. "Duduklah. Ada sesuatu yang ing aku bicarakan padamu, nak."

"Kenapa Ibu tidak mengatakan secara langsung padaku, berhentilah bersikap menjauh seperti itu." Travis mendengus.

Pongpop mengelus surai putranya. "Travis..."

"Iya, ada apa?" Pria bejat itu melihat kearah Ibunya. "Sekarang tolong jangan bahas Alice di hadapanku?" Dia terdengar sangat kesal.

"Alice, dia istrimu dan seharusnya kamu tidak memperlakukannya seperti itu, nak?" Pongpop berusaha menasehati putranya, karena tindakan Travis tidak di benarkan.

Travis pun mendekatkan wajahnya pada sang Ibu. "Orang sepertiku, tidak membutuhkan wanita bodoh seperti dirinya. Pada akhirnya, dia akan menghambat langkahku." Tiba-tiba saja pria itu tertawa. "Hahaha... Alice. Bukanlah seseorang yang ku harapkan menjadi istriku? Dia hanya jalang yang bodoh."

"Lalu, kenapa kamu menikahinya?!" Pongpop masih membutuhkan kejelasan dari putra sambungnya.

"Dia hanyalah sebagai alat. Bila aku tidak memperalatnya." Wajah Travis semakin mendekat dan jemarinya memegang tengkuk milik Pongpop. "Maka, aku tidak akan bisa membalas kematian Ayahku? Dia pikir dia istimewa, kan? Ibu... lebih baik mengikuti rencanaku."

"Siapa yang ada di balik kematian Ayahmu?" Pongpop menjadi penasaran dengan motif kematian dari prianya. "Sampai saat ini aku tidak tahu apa-apa? Keluarga Treerapanyakun berkaitan dengan ini."

Travis pun menjauhkan dirinya dari sang Ibu. Bahkan untuk pertama kalinya pria bejat itu melihat Ibu sambungnya terlihat berapi-api.

"Seharusnya... Ibu fokus saja membesarkan adikku untuk saat ini." Ujar Travis pada sang Ibu.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat