Chapter 05

490 56 20
                                    

"Malam sudah larut, dirimu hendak bersiap menuju kantuk dan dingin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Malam sudah larut, dirimu hendak bersiap menuju kantuk dan dingin. Nyenyaklah segera, sebelum gelap melarangmu pulas di tempat rinduku menggigil."
— Wristband Anakinn Treerapanyakun









•••










Sore itu, atensi Porsche tertuju pada keponakan kecilnya yang sibuk mengambar di dalam kamar. Bahkan para pelayan turut membantu Jinnie untuk memgerjakan tugas sekolah. Hingga akhirnya mereka undur diri ketika melihat kedatangan sang Nyonya rumah. Kedua tangan Porsche membawa nampan berisi kudapan manis dan susu strawberry.

Jemari tangan milik Nang Main pun memgelus lembut surai kelam milik Jinnie dengan penuh akan cinta. Mungkin rasa ini akan membuat Jinnie merasa sangatlah nyaman dan keluar dari kesepian. Bahkan Kinn dan Porsche mencurahkan cinta yang hangat untuk Jinnie.

Porsche mengajari keponakannya untuk mengerjakan soal matematika dan menulis kata. Setelah selesai mengerjakan tugas, Nang Main pun menawarkan susu segelas susu strawberry untuk keponakannya.

Jinnie pun mengambil gelas karakter bergambar kucing. "Telima kasih, Aunty cantik."

"Sama-sama, sayang."

Iris mata Porsche melihat keponakannya meminum susu itu hingga tandas. Bahkan Jinnie memakan Macaron pelangi buatan nang Main. "Aunty, Jinnie suka dengan Macalonnya."

"Benarkah? Nanti Aunty buatkan macaron yang banyak untuk Jinnie." Ucap Porsche pada keponakannya.

Jinnie pun mengangguk kearah Nang Main, hingga akhirnya bocah itu teringat pada Ibunya. "Apakah boleh Jinnie membelikan macalon ini untuk Mami?"

"Tentu saja boleh, nanti Aunty akan bungkuskan untuk Mami Jinnie." Jawab Porsche dengan senyum manisnya, walaupun di hatinya menyimpan rasa kesedihan.

Hampir 2 bulan ini Porsche tidak bertemu dengan Porschay. Wajar saja bila dia juga menyimpan rasa rindu. Tapi Dokter Top belum menyarankan orang asing untuk menemui Porschay terlebih dahulu. Sejak tragedi Porschay mengamuk pada saat itu membuat hati Porsche merasakan sedih.

Di tambah lagi Kim sudah mendekam di penjara. Kerap kali Jinnie menanyakan soal Kim pada dirinya. Dengan lembut Porsche selalu beralibi untuk membohongi Jinnie. Karena Porsche paham bila keponakannya belum pantas memahami  semuanya hal yang menerpa orang tuanya.

"Kenapa Aunty cantik hanya teldiam?" Tanya Jinnie manis, bahkan bocah itu menyentuh tangan Bibinya. "Maaf, bila Jinnie nakal."

"Tidak, Jinnie tidak nakal kok." Ucap Porsche. "Ayo kita keluar dan bermain dengan Nong Phoenix sambil menonton kartun. Bukankah Jinnie suka menonton kartun dengan Nong Phoenix?"

"Baiklah, Aunty cantik." Jawab Jinnie dengan manis.

Porsche membawa keponakannya keluar dari kamar, kemudian pergi ke ruang bermain untuk melihat kartun. Bahkan Kinn duduk dengan nyaman di sofa single yang berada di ruang bermain anak-anak. Disana ia bisa melihat perkembangan anaknya dan keceriaan dari keponakannya.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now