Chapter 07

486 47 60
                                    

"Sekali kamu tetap kamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sekali kamu tetap kamu. Bahkan kamu akan tetap aku cintai sehebat ini, besok dan selamanya. Nyamanku dan bahagiaku semua ada di kamu."
— Venice Kornwit Treerapanyakun










•••











Sesampainya di kamar hotel. Jemari tangan Sam membuang heelsnya dengan asal. Dia pun berjalan kearah kamar mandi dan melihat dirinya di depan cermin sambil tersenyum tipis. Setelah selesai mandi dia hanya mengenakan bathrobe sambil melihat sekeliling kamar pesanan prianya.

Sementara itu Venice baru saja selesai mandi. Kali ini pria cantik itu juga melihat lukisan Venice bersama dengan seekor singa. Sam terkejut melihat lukisan yang terlihat kuno nan elegan itu.

"Sial! Era yang mana itu? Pablo awal atau Joaquin akhir?" Tanya Sam pada prianya.

"Itu hanya sekedar hadiah."

"Ya, tentu saja. Bukan berarti kamu Rajanya." Dengan begitu angkuh Sam duduk di sofa panjang di depan lukisan prianya. "Khun Venice yang agung, pembunuh singa dan pria mungil."

"Hentikan ucapanmu?" Venice mendekat di hadapan kekasihnya.

Dengan begitu menantang Sam melebarkan kedua kakinya. Tanpa membuang waktu Venice melepaskan handuk yang melilit pinggangnya. Iris mata Sam bisa melihat penis besar nan berurat milik prianya.

"Untuk apa kamu menculikku?" Tanya Sam pada prianya.

"Akan aku lakukan apapun agar aku bisa melihatmu." Jawab Venice santai.

Ketika Sam ingin melawan dengan segera Venice membawa tubuh mungil itu keatas ranjang. Seketika pria cantik itu terkejut dan memundurkan tubuhnya. Tanpa membuang waktu Venice memborgol kedua tangan hingga kaki milik Sam.

"Memang kamu adalah predatornya." Kali ini benar-benar kesal di buatnya.

"Kau tahu, Sam... saat ini. Aku membuat tubuhmu tidak bisa bergerak, dan tidak bisa kabur lagi." Terlihat sekali bila Sam sangatlah marah. "Pada saat yang sama, kau sedang mengandung darah dagingku."

Pria picik itu pun segera menjamah tubuh indah milik Sam. Bahkan menciumi leher mulus itu dengan leluasa.

"Kumohon." Rintih Sam ketika Venice ingin memperkosanya.

Kali ini pria itu sadar dan melepaskan borgolnya dari tangan serta kaki milik Sam. "Bersoleklah. Kita harus pergi ke salah satu clubku dua jam lagi."

Sam menjatuhkan kepalanya di dada bidang milik prianya. Tanpa membuang waktu Venice memilih menghindar. Kali ini pria cantik itu sedikit kacau.

Sementara itu di lobby hotel terlihat Darren yang terkejut dengan penampilan calon Nyonya mudanya. Bagaimana tidak terkejut ketika mengetahui bila Sam mengenakan suit transparan dengan roh hitam yang membalut kaki mulusnya. Ditambahi beberapa asesories seperti topi dan tas pinggang.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now