Chapter 23

345 47 22
                                    

"Perang memanglah kutukan untuk manusia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Perang memanglah kutukan untuk manusia."
— Vegas Kornwit Treerapanyakun








•••









Pagi yang cerah menjelang akhir tahun, Vegas tersadar dari tidur panjangnya karena pengaruh obat penawar dari sang biksu. Iris matanya melihat sekeliling ruangan yang sepi.

Ketika ia bangun merasakan sakit di bahunya, dengan tenaga yang lemah Vegas beranjak dari ranjang untuk menuju pintu. Jemari kekarnya pun membuka pintu dan mendapati seorang biksu muda yang menyapu di halaman.

Iris mata biksu muda itu pun melihat kearah Vegas. "Kukira kita akan bertemu setelah mati, tetapi kita bertemu lagi. Kau membuat istrimu menangis sepanjang waktu?"

"Kejadian ini di luar dugaanku? Aku akan menemuinya." Jawab Vegas pada biksu muda di hadapannya itu. "Bukankah hidup ini adalah peperangan?"

"Kau tidak boleh kalah dan menyerah. Itulah perang." Biksu muda itu pun mendekati Vegas yang terduduk di ambang ambang pintu. "Tapi kau harus bersyukur memiliki Nang Minor di sampingmu?"

"Aku tak tahu lagi bila diriku tidak bertemu dengannya pada waktu itu." Ucap Vegas.

"Nang Minor, beliau orang yang baik." Biksu muda itu tersenyum kearah Vegas. "Aku akan memberitahunya. Istirahatlah beberapa hari." Vegas hanya bisa menangguk.

Hingga akhirnya pria kejam itu menyadarkan tubuhnya pada kaca di samping pintu. Tubuhnya sangatlah lemah dan bahunya terasa nyeri.

Tak berselang lama, terlihat Pete yang mengendong si kembar mengenakan baby wrap twins depan belakang.

"Wegath, kamu sudah sadar?" Tanya Pete dan mendudukan tubuhnya.

Pria kejam itu hanya tersenyum, dan sepasang mata Pete melihat biksu muda di depan halaman ruang istirahat milik Vegas. Pria cantik itu pun segera memberikan sapaan sekedar senyuman.

"Lepaskan si kembar dari gendongannya agar bermain?" Ucap Vegas, dengan segera Nang Minor mendengarkan suaminya.

"Ya, bahumu masih sakit, sekarang istirahat saja selama beberapa hari."

Vegas mengangguk, sembari melihat si kembar yang bermain di atas karpet hangat.

Dengan lembut Pete menutup ruang istirahatnya agar udara dingin tidak masuk ke dalam ruangan, dia pun membuka perban yang berada di bahu kekar milik prianya. Terdapat luka yang belum sepenuhnya pulih. Pete dengan telaten menganti perban itu dengan yang baru. Bahkan pria cantik itu membantu prianya berpakaian.

Sekarang ini Vegas hanya bersandar pada tembok kayu, melihat si kembar yang bermain dengan boneka dan mobil-mobilan.

"Maafkan aku, telah membuatmu khawatir?" Ucap Vegas pada Nang Minor.

04. WHY Seasons 4 | Simpony of Night Flowers [END]Where stories live. Discover now