Lembar Kesembilan : Libur

3.8K 116 7
                                    

Langit nampak biru, awan putih berarak searah tiupan angin. Burung liar pun turut bernyanyi mendendangkan lagu cicit tuit yang tak ku ketahui maknanya.

Aku hanya tahu bahwa hari ini aku sedang libur bekerja.

Seperti biasa aku menghabiskan separoh hari liburku dengan berperang melawan pakaian-pakaian kotor. Aku mencuci pakaian-pakaian itu, kemudian menjemurnya. Setelah membereskan cucian, aku membersihkan kamar kost-ku, menyapu lantai dan selanjutnya mengepelnya. Hampir setengah hari aku beres-beres kamar tidurku, rasanya lelah juga, badanku berkeringat dan merasa gerah. Aku ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan seember air, aku melakukan aktivitas siraman hingga seluruh badanku terasa segar kembali.

Usai mandi aku bebaringan di atas kasur sambil memainkan smartphone-ku. Aku membuka aplikasi Facebook dan membuat sebuah status, aku scroll berandaku dan membagi like jempolku pada postingan teman yang menurutku menarik.

Beberapa saat kemudian, mungkin karena efek kecapekan aku diserang rasa kantuk hingga tanpa sadar aku terlelap tidur.

KRIIINGGG ... KRIIIIIGGGG!!!

Nada dering ponselku meraung-raung seperti tangisan bayi hingga membangunkan aku, ada sebuah panggilan telepon dari Aa' Iyan. Aku segera mengangkat panggilan tersebut.

''Halo ... Assalamualaikum!" sapaku.

''Waalaikumsalam, alo, Herio ....''

''Iya A' ... ayak naon atuh, A'?"

''Kamu lagi apa, Herio?''

''Lagi tiduran aja, Aa'."

''Lho ... emang kamu tidak kerja?''

''Lagi libur Aa' ...."

''Oh gitu ....''

''Iya Aa' ... Aa' sendiri lagi apa?''

''Aa' lagi di tempat KIR ... Aa' mau ngantar mobil ke daerah Cengkareng ... kamu mau ikut?''

''Boleh juga tuh, A' ... daripada aku bengong di kost-an!"

''Ya udah kamu buruan ke tempat KIR yang ada di Pulogadung, kamu tahu, 'kan?''

''Mmm ... kurang tahu, Aa'."

''Gampang kok, lokasinya dekat dengan Terminal Pulogadung."

''Ya deh, nanti aku cari tempatnya!"

''Oke, Aa' tunggu ya ... love you, Rio!"

''Ya, Aa' ... Love you too!"

Tut ... Tut ... panggilan telepon berakhir.

Aku segera berkemas dan berdandan alakadarnya, setelah merasa keren, aku keluar dari kamar kost-ku. Dengan langkah yang penuh percaya diri aku bergerak menuju jalan utama untuk menunggu sebuah angkot yang bisa membawaku ke Terminal Pulogadung.

 Dengan langkah yang penuh percaya diri aku bergerak menuju jalan utama untuk menunggu sebuah angkot yang bisa membawaku ke Terminal Pulogadung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beruntung, tak perlu menunggu lama, aku sudah mendapatkan angkot tersebut. Aku langsung menaiki angkot berwarna biru telor asin ini dan Si Sopir pun melajukan kendaraan umum ini dengan kecepatan yang maksimum sehingga dalam waktu singkat aku sudah sampai di Terminal Pulogadung.

Aku mulai mencari bangunan yang dimaksudkan Aa' Iyan, sebuah bangunan tempat KIR kendaraan bermotor yang berada di kawasan timur, Jakarta. Setelah bertanya beberapa orang, akhirnya aku menemukan tempat tersebut. Sesampainya di depan gedung yang cukup besar dan memiliki halaman luas itu aku mengirimkan SMS ke nomor Aa' Iyan untuk memastikan posisi dia berada. Beberapa menit kemudian Aa' membalas dan menunjukan tempat dimana dia sedang nongkrong menunggu giliran mobil yang akan diantarnya untuk di-KIR.

Well ... aku pun mengikuti petunjuknya, aku memasuki area gedung ini, dan setelah berjalan di antara kendaraan roda empat yang banyak diparkir di halamannya itu, mataku melihat sosok Aa' Iyan yang tangannya melambai ke arahku. Dia memberikan kode agar aku menghampirinya. Sambil tersenyum riang aku berjalan mendekati Aa' Iyan yang berdiri tegap menunggu kedatanganku.

''Hai ...'' sapa Aa' Iyan saat aku tiba di hadapannya, senyumnya mengembang menyambutku dengan penuh rasa yang sumringah.

''Hai juga ...'' balasku singkat.

''Kamu sudah makan belum?''

''Belum, A' ...''

''Kalau begitu kita makan dulu, yuk!'' Aa' Iyan merangkul pundakku lalu mengajakku ke tempat warung lesehan yang ada di pinggiran.

Di tempat itu ada seorang ibu-ibu muda yang sedang menggelar dagangannya, seperti warung nasi pada umumnya, wanita yang berdandan menor itu menjual nasi lengkap dengan lauk pauknya yang khas dan biasa dijual di warteg-warteg pinggir jalan.

''Herio ... kamu mau makan apa?'' tanya Aa' Iyan.

''Aku ngikut Aa' aja ...'' jawab ku, karena aku bingung mau makan lauk apa.

''Ayolah ... kamu pilih sendiri Herio! Ada; udang, cumi, ayam, daging, telor ... kamu tinggal pilih saja!"

''Oke ... kalau gitu aku mau pakai ikan sarden aja!''

''Good choice!'' timpal Aa'.

"Bu ... nasi ikan sardennya, dua ya!" lanjutnya memesan pada Si Ibu Penjual Nasi tersebut dan Sang Ibu langsung melayani kami, "'siap Boss!'' sahut wanita bergincu merah menyala itu dengan senyuman genit, lalu dengan gesit dia menyiapkan pesanan kami berdua.

Dan tak lama kemudian pesanan kami sudah berada di atas tangan kami. Tanpa basa-basi, setelah berdoa, aku dan Aa' Iyan segera menyantap makanannya hingga habis.

''Kamu mau minum apa, Herio?''

''Es jeruk aja, A'!"

''Bu ... Es Jeruknya dua, ya!'' seru Aa' pada Si Penjual Nasi yang ganjen itu.

''Oke Boos!'' sambut wanita berpakaian minim itu dengan semangat.

Sejurus kemudian Es Jeruk yang dipesan Aa' sudah di tanganku, dan aku pun langsung menyeruputnya. Segar sekali, perutku jadi kenyang dan badanku jadi lebih bugar. Alhamdulillah!

__Terima kasih Aa' atas traktiran makan siang hari ini ... makin cinta deh!

Tinta Putih Di Lembar HitamWhere stories live. Discover now