Lembar 139 : Belanja

1.4K 48 1
                                    

MOOD baikku mendadak jadi buruk, ini semua karena sejak peristiwa yang kurang menyenangkan di toilet. Godaan dari pria tampan yang menghanyutkan aku ke dalam zona gay yang berperilaku liar dan murahan. Aku harus melupakan itu semua dan kembali ke jalan prinsip hidupku yang jauh lebih bermartabat.

Oke ... untuk mengembalikan mood baikku aku harus bersenang-senang dengan berbelanja dan makan yang enak-enak. Aku harus memutar otakku untuk me-refresh memoriku untuk kembali berpikiran cerdas. So ... aku pun mulai berkeliling di supermarket ternama yang berada di lantai LG pusat perbelanjaan ini. Aku belanja buah-buahan, pakaian, dan juga keperluanku sehari hari untuk menunjang penampilanku.

Huh ... puas berwisata belanja, aku berlanjut wisata kuliner di area foodcourt, aku memilih foodcourt Pedagang Kaki Lima yang berada di lingkungan Masjid Al-Muttaqin ITC Cempaka Mas. Di sini banyak pilihan aneka makanan dan minuman yang rasanya memuaskan dengan harga yang terjangkau dan lebih bersahabat dengan kantong. Pecaya atau tidak, ada 'Mie Ayam' yang harganya cuma GoCeng (Iya, Goceng! Lima ribu Rupiah) dan Ice Sweet Tea hanya dibandrol 2000 Perak.

__Gimana ... murah banget, bukan? Yuk, ah ... Mampir ke sini! Hihihi ....

Usai makan, aku menyempatkan diri sholat dzuhur berjamaah di masjidnya. Dan setelah sholat aku pulang. Aku naik taksi karena aku membawa belanjaan yang cukup banyak. Tak lama kemudian aku pun sampai di tempat kost-an. Aku keluar dari taksi setelah sebelumnya membayar dengan ongkos yang sesuai dengan argo. Aku langsung membawa semua barang-barang belanjaanku. Di depan pintu gerbang aku bertemu dengan Mbak Lastri (istri Mas Sofiano). Perempuan cantik ini hendak keluar dengan dandanan yang cukup necis sehingga memancarkan aura kecantikannya yang nampak lebih mentereng.

''Hai, Herio ... kok kamu sudah pulang jam segini, bawa-bawa belanjaan segala, cieee ... habis gajian, ya?'' tegur Mbak Lastri sambil memperhatikan barang belanjaanku.

''Ah ... gak kok, Mbak ... tanggung bulan begini masak gajian ... aku tuh habis interview di Ruko Cempaka Mas, terus mampir deh belanja kebetulan keperluan sehari-hariku sudah habis ...'' terangku.

''Oh ... begono toh'' timpal Mbak Lastri enteng.

''Iya, Mbak Lastri yang cantik ... Mbak sendiri kok baru berangkat, sih?''

''Aku masuk shift sore, Her ...''

''Gak diantar sama Mas Sofiano?''

''Mas Sofiano 'kan kerja, Her ...''

''Oh, iya ... hehehe ...''

''Ya, udah ... aku berangkat dulu ya, Her ... Daaahhh!''

''Daahhh ... hati-hati, Mbak!''

''Siipp!''

Mbak Lastri berjingkat pergi, aku tidak tahu dia naik apa, mungkin mau ngangkot atau naik ojek. Entahlah, dan aku tidak perlu memikirkannya, aku lebih baik melanjutkan langkahku untuk berjalan menuju kamar tercintaku.

Tap ... Tap ... Tap!

Aku tiba di muka kamarku.

بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا ، وَعَلَى اللهِ رَبَّنَا تَوَكَّلْنَا 

"Bismillahi walajnaa wa bismillahi kharajnaa wa-alallaahi rabbina tawak-kalnaa"

Artinya :
Dengan nama Allah kami masuk rumah, dengan nama Allah aku keluar rumah, serta kepada-Nya aku berserah diri

Aku langsung membuka kunci pintu kamar dan segera memasuki ruangan ini dengan hati yang sedikit berbunga-bunga karena besok aku sudah bekerja di tempat yang baru, profesi baru, dan pengalaman yang baru.

__Yess ... yesss ... Alhamdulillah... terima kasih ya, Allah ... Aku sangat bersyukur sekali, semoga di tempat kerja yang baru nanti adalah tempat kerja yang lebih baik dan semoga teman-teman di sana juga adalah orang-orang yang baik-baik dan welcome dengan karyawan baru. Aamiin.

Aku meletakan barang belanjaanku di atas meja. Aku melepaskan sepatu, kaoskaki, dan juga pakaianku. Aku menyalakan kipas angin baling-baling yang terpasang di langit-langit kamarku. Kemudian aku membaringkan tubuhku ke atas kasur dan mulai memejamkan mataku. Tak ada lagi yang aku pikirkan aku hanya berharap agar besok berjalan dengan sesuai yang aku inginkan. Karena bekerja di tempat yang baru itu penuh dengan tekanan dan membutuhkan strategi mental yang kuat agar kita bisa bertahan.

Untuk menemani tidur siangku hari ini, aku memutarkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Mbak Cassandra yang bertitle "Cinta Terbaik" ... duh, lirik lagunya ini benar-benar seperti curahan hatiku yang sesungguhnya memberikan cintaku untuk satu orang saja ... dan orang itu adalah ... (siapa, ya?)

Jujur saja ku tak mampu

Hilangkan wajahmu di hatiku

Meski malam mengganggu

Hilangkan senyummu di mataku

Ku sadari aku cinta padamu

Meski ku bukan yang pertama di hatimu

Tapi cintaku terbaik untukmu

Meski ku bukan bintang di langit

Tapi cintaku yang terbaik

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang